Merdeka Square |
Yuhuuuuu..setelah sekian lama tak berkutat dengan dunia
tulis menulis, serasa canggung untuk mulai menguntai kata-kata. Hahaha.. Kangen
banget menghabiskan sore hari dan akhir minggu untuk sekedar berbagi cerita
melalui tulisan. Setelah beberapa saat menunda, akhirnya ter-eksekusi juga
niatnya. Well, kali ini non-sense apaan lagi nih?
Twin Tower |
Beberapa bulan yang lalu (what??? Kadaluarsa banget kalee)
saya berkesempatan untuk bisa berkunjung ke negara tetangga, Malaysia khususnya
Kuala Lumpur. Selain ada urusan negara yang harus ditangani,
cieee urusan negara katanya, sekalian deh jalan-jalan. Karena kebetulan saya
ada teman disana yang dengan baik banget mau menemani untuk sekedar jalan,
menikmati kuliner dan menikmati malam ala KL City, jadi saya pikir tidak
salahnya to extend my visit there for couple more days. Tapi kali ini saya bukan mau membahas
tentang bagaimana perjalanan saya disana, menginap dimana, travel budget-nya
gimana. Why not? Because there are so many blogs that already wrote about that.
Saya menyoroti sisi lain dari perjalanan ini. Pengalaman-pengalaman unik yang
saya rasakan.
Empat hari di KL City terasa begitu singkat, mengingat apa
yang terjadi sungguh luar biasa. Saya dijemput oleh teman saya di KL Sentral, mmmm
stasiun kereta gitu deh. Tapi gedeeee banget. Mau cari jalan keluar aja hampir
nyasar. Dasar udik! Hahaha... Kami langsung meluncur ke rumahnya , lebih cocok
dibilang apartemen atau condominium gitu deh. Begitu sampai, saya kaget karena
flat-nya rame banget, ada 2 cowok dari India (mereka transit karena besoknya
mau ke Penang), 2 cewek dari Belanda dan 1 cowok dari Jerman. Canggung banget
pas pertama dateng, habisnya mereka lagi makan siang, tapi dengan ramahnya mereka
(yang notabene juga bukan tuan rumah)
menyapa saya. Suasana langsung cair ketika mereka mengundang saya untuk gabung
dan menikmati makan siang. Toasted bread, corn cream soup, sausages and orange
juice were more than enough for my late brunch.
The Crowded Petaling Street |
Seperti yang sudah saya duga, mereka
para traveller yang kebetulan nge-couch di satu tempat. Si cewek Holland itu
sudah 3 bulan ‘mengembara’ di Asia, mulai dari China, Thailand, Vietnam,
Kamboja dan sekarang Malaysia. Pas saya tanya “Is Indonesia in your list to
visit?” dan saya dapat jawaban yang cukup impressive “Your country is big and
there are numbers of spots. It needs at least 2-3 month to explore Indonesia.
So it will be our next -3 months trip- destination!”. Gila nih 2 cewek, macho
bener, dengan carrier 100 L dan snickers butut ala backpacker, mereka bener2
menikmati apa yang mereka bilang “hidup”. Hahaha..banyak duit kali yeee...
Lain dengan si cowok Jerman yang cute abis...Hahaha.. Kesan
pertama reseh banget, sok cool (emang cool sih), tapi pas udah ngobrol ternyata gokil abis. Sama dengan
dua cewek tadi, dia juga tergila-gila dengan hangatnya negara tropis makanya
dia memilih menghabiskan liburan musim dinginnya di Thailand, Malaysia and
Singapura as the last stop before heading back to Deutschland. So nice what I
spent with them, kita masak dan makan bareng, bertukar makanan, tapi udah
giliran jalan-jalan, kita menempuh jalan hidup masing2..Hahaha.. Malamnya,
kembali kita ngobrol dan bertukar cerita tentang pengalaman hari itu. Bertukar
cerita tentang budaya, bahasa, makanan khas, lagu, film, politik, about girls, about guys. Gimana tentang kehidupan kaum muda di negara masing-masing. Cerita tentang pekerjaan atau studi. Bener-bener jadi banyak informasi baru. But above all, yang paling penting I got new friends. Sampai
hari ini kami masih sering kontak via Facebook. Bukan sekedar say hi atau tanya
kabar, tapi juga curhat loh.. Karena ternyata ada kisah cinta dibalik roti dan
sup jagung, yap! Ada cinlok antara si cewek Holland tadi dengan si cowok India
itu. Differences and distance don’t stop them to be in love! Hahahaha.. so
sweet!
Nyobain masakan India, Nasi Lemak plus masakan Melayu lainnya, nongkrong di Twin Tower sambil nunggu sunset, ke Merdeka Square, Central Market dan Petaling Street berburu barang-barang seni plus oleh-oleh, mampir bentar ke Kasturi Walk plus hang out sama teman-teman baru membuat 3 hari di Kuala Lumpur bener-bener ga berasa. Jalan-jalan itu ga melulu tentang shopping, beli barang bermerek atau foto ditempat-tempat yang menjadi ciri khas negara yang kita kunjungi. Tapi juga bagaimana kita bisa bertemu dengan orang-orang baru, mengenal budaya baru, punya temen baru. Seperti saya, sekarang sudah berasa internasional deh.. Halah SLI kaleee... Hahaha...