Thursday, March 13, 2014

Bonjour France, Salut Paris! (part 3-end)

Baca sebelumnya: Bonjour France, Salut Paris! (part 2)

Selain merinding romantis karena berdiri langsung dibawah Menara Eiffel dan bergidik terharu setelah menatap langsung Louvre, saya juga dibuat terpesona dengan katedral-katedral yang sebelumnya takterpikirkan untuk bisa berlutut dan berdoa langsung didalamnya. Bahkan secara tak sengaja, saat saya dan si Parjo hendak makan malam di daerah St. Michel, kami melihat sebuah gereja tua tapi masih terlihat sangat megah (well sedikit horor sih menurut saya) di sela-sela gang sempit Quartier Latin. Eglise St. Severin, begitu yang saya baca, atau dalam bahasa Inggris The Church of St. Severin  salah satu gereja katolik di sudut kota Paris. Sempat ragu-ragu, akhirnya kami masuk juga. Beneran, horornya makin berasa. Hahaha.. Aduh, jangan-jangan ini aliran sesat. Hush! Hahaha.. Tapi begitu melihat Sang Pastor dan merasakan "hal-hal' yang meyakinkan hati dan iman saya, kami duduk dan mengikuti misa kudus. Lucky me!! Well, urusan saya ngerti apa enggak si Romo-nya bilang apa, ga masalah. Saya bulan-bulan pertama di Jerman juga ora mudeng si Romo ngomong apa. Hahaha.. Yang penting niat saya satu, pingin "ketemu" Tuhan. Sungguh saya beruntung, berkesempatan untuk misa kudus di sebuah gereja tua di kota Paris yang romantis, meskipun berawal dari kebetulan. :)
Sayangnya, kamera pocket saya kurang support untuk menghasilkan foto oke di malam hari, jadi foto gerejanya ya seadanya. Hehehe..Dan karena misa sedang berlangsung, saya tahu diri untuk tidak mengambil gambar bagian dalam gereja.

St. Severin Church (Quartier Latin - Paris)


Pintu Utama St. Severin Church
St. Severin Church (Courtesy: Google)

Basilica of Sacre Coeur-Montmartre. Dari namanya udah kedengaran megah. Betul! Letaknya di ketinggian kota Paris dan puluhan anak tangga menuju basilika yang rapi berbaris, membuat Sacre Coeur di Montmartre  menjadi a-must-place in Paris to visit. Seperti saya bilang, gereja berbentuk kubah ini letaknya di ujung "bukit" Montmartre, jadi perlu sedikit upaya untuk bisa sampai ke depan pintu gereja. Banyak anak tangga yang harus ditaklukan. :)
Tapi, kelelahan menaiki anak tangga terbayarkan sudah dengan pemandangan yang luar biasa aduhai. Ditambah dengan adanya "pasar pelukis" yang tak jauh dari basilika Sacre Coeur ini. Disini banyak pelukis yang memamerkan hasil karyanya. Bisa juga dibeli loh, atau kalau memang mau dan punya banyak waktu, bisa juga kita minta dilukis. Hehehe...

Anak tangga menuju Basilica Sacre Coeur
Pasar Seni di Montmartre
Pasar Seni di Montmartre
Ohya, pas saya dan Si Parjo berhenti untuk melihat langsung seorang pelukis kartun coret-coret dengan gesitnya, ehhh tertanya beliau orang Jerman yang istrinya orang Perancis. Jadilah kami ngobrol bak kawan lama yang bertemu kembali.. Halah lebay.. Hahaha...

Setelah puas lihat kiri-kanan dan mengagumi indahnya karya-karya pekerja seni disini, kami lanjut berjalan menuju ke bibir gereja. Setibanya, di depan gereja, ternyata udah rameeee dan banyak banget orang. Terlihat antrian super panjang untuk masuk. Tidak seperti di Eiffel, kali ini saya nekat untuk masuk! Gimana caranya? Ya antri lah! Hahaha.. Setelah sabar mengantri, akhirnyaaaa, bisa masuk juga. Kesabaran itu selalu berbuah manis. Untungnya si Parjo orangnya juga superrrr sabar, jadinya lebih manis lagi. Hahahaha... Kami berdua masuk, seperti gereja katolik pada umumnya, selalu disediakan lilin yang bisa dinyalakan untuk berdoa. So, sure! Kami tidak melewatkan moment baik ini untuk berbicara dengan Tuhan. :)

Basilica Sacre Coeur (Montmartre-Paris)
(dok. tronela.blogspot.com)
Satu sudut di dalam Basilica Sacre Coeur
Kota Paris dilihat dari Sacre Coeur :)
Notre Dame. Dari apa yang saya baca, Notre Dame berarti "Bunda Kita". Gereja ini tepat berada di pinggir Sungai Seine. Tidak siang, tidak malam, banyak sekali orang berkunjung ke gereja ini. Karena memang lokasinya tidak jauh dari St. Michel dan Quartier Latin, yaitu daerah yang memang pusatnya sovenir dan banyak sekali tempat makan. Tapi lepas dari itu semua, memang tempat ini tetap indah dikunjungi kapanpun.
Notre Dame

Seine River dilihat dari Notre Dame

Notre Dame di malam hari
St. Michel dan Quartier Latin. Sempat saya singgung sebelumnya tentang kedua tempat ini. Kedua tempat ini memang terkenal sebagai pusat "jajanan". Banyak sekali bar, restoran, ataupun kafe-kafe kecil. Yang paling menarik hati saya adalah creperies yang baunya sungguh menggoda iman. Saya sempat mencoba crepes ala Paris ini, baik yang manis (isi pisang, coklat, nutela dan lain-lain) ataupun yang asin (kebetulan saya coba Crepes with Ham, Eggs and Cheese.Hmmmmmm super lecker!
Satu sudut di St. Michel


Crepe with Ham, Egg and Cheese costs 7,90 Euro (hmmm...)

Creperie pilihan Parjo... Nice choice.. :)
Sebelum saya akhiri ceramah panjang saya tentang Paris, ada beberapa hal yang juga sudah diulas beberapa blogger lain. Di pusat-pusat turis seperti Eifell, Sacre Coeur dan lain-lain, jangan kaget dan "tertipu" oleh gadis-gadis yang mendatangi Anda dan bertanya "Do you speak English?", setelah itu mereka akan meminta Anda untuk tanda tangan di kertas yang selalu mereka bawa, kemudian baru deh mereka beraksi untuk meminta sedikit uang dengan berbagai macam alasan. Kalau Anda, murah hati ya boleh diladenin, hehehe.. Kalau saya, dengan berat hati saya cuekin. Hehehe... Tips lain adalah pelajari lah kata-kata sederhana dalam bahasa Perancis, seperti merci, bonjour,bonsoir, au revoir. Meskipun di Perancis juga banyak yang berbahasa inggris, tapi tak ada salahnya kan kalau untuk Say Hello kita pakai bahasa yang mereka pakai sehari-hari. Hehehe....

Well, tampaknya sudah hampir semua saya bagikan disini. Hehehe... Boleh saya bilang, ini adalah salah satu liburan paling istimewa untuk saya. Bukan hanya karena tempatnya yang memang spesial, tapi karena saya bisa 24 jam non stop sama Si Parjo. Always walked hand-in-hand, visited many nice places. We really enjoyed our "US" time. Terima kasih atas kado Natal yang super istimewa ini, Sayang!

Au revoir!!!

Bonjour France, Salut Paris! (part 2)

Paris: Kota Romantis, Kota Fashion

Baca sebelumnya Bonjour France, Salut Paris! (part 1)

Kalau dibilang Paris adalah salah satu kota ter-romantis di dunia, saya rasa ada benarnya. Bersyukurnya saya bisa ke Paris untuk pertama kali dalam hidup saya bersama Si Parjo, my beloved one. Sebelumnya, saya OOT dulu deh. Omong-omong, emang kenapa Parjo pilih Paris, bukannya Roma atau Barcelona atau entahlah itu. Ternyata, dia tau juga kalau suka saya suka nonton sinetron "Love in Paris" via Youtube. Hahaha.. Jadinya, terlintaslah ide untuk "memberangkatkan" bojonya ini ke Paris.

Sudah..sudah! Balik ke topik, Paris! Romantis? Iya! Apalagi perginya berduaan. Hahaha.. Dan satu lagi, pusat fashion dunia. Hadeh! Iya banget! Heterokultural? Iya! Hampir semua warna kulit ada disini, mulai dari yang putih, coklat emas kayak Beyonce sampe yang hitam yang lebih legam dari saya juga ada. Dont mean to be racist, but it's the fact. I'm black too, though. Hehehe.. Semua tingkat "kebelok'an" mata ada disini. Mulai dari yang sipit sexy(mungkin para expat-expat Jepang atau Korea atau entahlah) sampai mata indah besar, pernah saya lihat disini. Dan banyak mix-marriage yang anak-anaknya aduhhhhhh super cute! Ngomong soal fashion, memang agak katrok saya. Tapi, semua merek tas atau baju atau sepatu yang biasanya bisa kalian-kalian pesen via online dengan kualitas KW jongkok sampe KW super, dipajang super elegan di etalase-etalase kaca di sudut-sudut jalan. Hahahaha.. Bahkan ada satu jam tangan, yang harganya bisa untuk tiket mudik saya ke Indonesia sebanyak 50 kali. IYA!! 50 kali, kalau setahun 2 kali mudik, itu jam bisa mbandani saya mudik untuk 25 tahun ke depan. Bayangkan!!! Edan!! Sopo sing tuku yo? Hahaha... Sayang saya cuma bisa nonton doank, ga kuat belinya bok. Kuat pun, idih, ogah ah beli, mending buat nge-trip ke lain tempat dah. Tapi kayaknya ga bakalan pernah kuat. Hahahaha...

Udah ah.. Yuk lanjut ceritanya...

Where to go? What to see?

Menara Eiffel. Kalau bicara soal Paris, pasti tidak lepas yang namanya Menara Eiffel. Menara setinggi 324 meter ini memang ikon kota Paris. Sedari berangkat, saya sudah mewanti-wanti Si Parjo untuk nanti moto-in saya pas di Eiffel dari berbagai sudut dan posisi. Hahahaha... Awalnya saya mikir, duh pasti kelihatan ndeso. Apalagi pose yang megang pucuk-nya Eiffel. Pasti dikira ndeso banget. Eh ternyata, buanyaaaakkk yang begitu. Hahaha... Untuk menuju ke Tour Eiffel, bisa menggunakan metro nomor 6 (line berwarna hijau muda) turun di stasiun Bir-Hakeim atau naik RER C (line kuning) turun di stasiun Champ de Mars. Perlu sedikit berjalan kaki maka sampailah di kaki Menara Eiffel. Atau bisa juga naik metro nomor 6 tapi turun di Trocadero. Kata orang-orang, disini lah kalau mau melihat best-view of Eiffel. Hehehe.. Dan memang bener sih. :) Dari sini, bisa dilanjutkan dengan jalan kaki melewati taman ke Menara Eiffelnya. Waktu itu cuacanya lagi bagusssss banget, udara hangat. Banyak orang piknik di sekitaran taman ini. Setelah melewati taman, kita masih harus jalan melewati jembatan, nahhhh dibawah jembatan ini lah Seine River yang terkenal itu. Hwuahhhhh... Pas disini, berasa banget romantisnya. Duduk di tepi sungai, bekgron-nya menara Eiffel. Dunia milik kami berdua. Hihihihi... Tidak jauh dari Seine River, sampailah kita di kaki Menara Eiffel. Apa saya naik ke atas? Enggak! Kenapa? Males antri beli tiketnyaaaa... Hahaha...
Duduk di taman sama Si Parjo sambil menikmati Baguette isi Ayam dan Keju dan memandang indahnya Eiffel sudah lebih dari cukup untuk saya.

Menara Eiffel
(dok. tronela.blogspot.com)
Pose Favorit :p
(dok. tronela.blogspot.com)
Antrian panjang loket untuk tiket naik Menara Eiffel
(dok. tronela.blogspot.com)
Seine RIver
(dok. tronela.blogspot.com)
Menara Eiffel dilihat dari Trocadero
(dok. tronela.blogspot.com)


Museum Louvre. Salah satu moment paling emotional buat saya, adalah ketika pertama kali saya masuk museum ini dan melihat ujung piramida kristal itu. Jadi berasa ada di scene The Da Vinci Code. Entahlah, saya merinding saking senengnya. Bener-bener pengen nangis, karena masih belum percaya kalau saya bisa pegang Piramida Inversee dengan tangan saya sendiri. I only saw it on film. Hehehe... katrok detected iki critane. Hahaha... Museum Louvre ini bisa ditempuh dengan metro line 1 (warna kuning), bisa turun di stasiun Palais Royal atau Louvre Rivoli. Tinggal jalan aja ikutin keramaian, kalau sepi gunakan mata hati, halah!! Hahaha.. Museum ini buka setiap hari KECUALI hari Selasa, mulai jam 9 pagi. Sayang beribu sayang, saya tidak berkesempatan masuk untuk melihat lukisan Monalisa secara langsung. Mungkin lain kali, sama sahabat saya yang ada rencana mbolang ke Eropa. Keep finger crossed! Mudah-mudahan teaser saya menggerakkan hatinya. Hahaha..

Pyramide Inversee
(dok. tronela.blogspot.com)
(dok. tronela.blogspot.com)
Masih numpang narsis
(dok. tronela.blogspot.com)
(dok. tronela.blogspot.com)
Jardin des Tuileries. Tidak jauh dari Museum Louvre, tepatnya di arah barat (cieeee...sok tau pake sebut arah segala..) ada sebuah taman, Jardin des Tuileries, "jardin" dalam bahasa Perancis berarti taman. Sembari menikmati udara cerah hari itu, saya dan Parjo jalan-jalan di sekitaran Taman Tuileries ini. Karena cuaca bagus, banyak juga orang duduk-duduk menikmati hangatnya matahari. Kami juga sempet duduk dan foto-foto tentunya. Saya lihat ada satu-dua orang yang sedang jogging. Wah, langsung kebayang, seru kali ya tiap pagi bisa jogging terus mampir lihat Louvre. Hihihihi...

Gerbang masuk Jardin des Tuileries
(dok. tronela.blogspot.com)
Madame et Monsieur :p
(dok. tronela.blogspot.com)
Jardin des Tuileries
(dok. tronela.blogpsot.com)
Arc de Triomphe dan Champ Elysees Avenue. Nah, kalau di awal paragraf tadi saya sempat menyinggung Paris sebagai kota fashion, Champ Elysees ini adalah salah satu jalan paling terkenal di Paris. Banyak sekali toko-toko barang-barang mewah bertebaran disini. Kata temen saya, Syahrini juga baru shopping gila-gilaan di Paris. Ya kemungkinan besar, ya di Champ Elysees Avenue inilah si Syahrini menggila. Lewat jalan ini sangat lumayan untuk window shopping sekaligus cuci mata. Hahahaha.. Berjalan santai menyusuri Champ Elysees akan berujung pada satu gapura yang tidak kalah terkenalnya: Arc de Triomphe. Banyak juga, turis yang foto narsis dengan latar belakang gapura ini. Sebenarnya, Champ Elysees bisa banget ditempuh dengan jalan kaki dari Jardin des Tuileries bahkan dari Museum Louvre sekalipun. Tapi untuk yang sedikit malas, bisa ambil metro line nomor 6 (line hijau muda) atau nomor 2 (line biru tua) dan turun di stasiun Charles de Gaulle Etoile. Langsung deh pas pintu keluar akan tampak Arc de Triomphe.
Arc de Triomphe
(dok. tronela.blogspot.com)
Champ Elysees Avenue
(dok. tronela.blogspot.com)
Champ Elysees Avenue
(dok. tronela.blogspot.com)
bersambung ke Bonjour France, Salut Paris! (part 3 - end)

Bonjour France, Salut Paris! (part 1)

Bienvenue à Paris, Mademoiselle.. uppss.. Madame!!

Numpang narsis..
7 Maret 2014, hari yang saya tunggu sudah lebih dari 2 bulan. Akhirnya, Parissssssssssssssss, I'm comiiinggg! Berawal dari hadiah istimewa dari Si Parjo di hari Natal tahun kemarin. "A trip to Paris with your lovely husband." Kira-kira begitu tulisan di selembar kertas yang digulung seadanya plus dibungkus seadanya pula. Tapi isinya? Istimewa.. :) Dan mumpung masih hangat dalam ingatan saya, mending buruan saya tulis. Maklum penyakit "lupa" saya suka kambuh. Meskipun sebenarnya sudah banyak blogger yang menuliskan pengalamannya berikut tips-tips selama di Paris, tapi saya tetap berbagi cerita dalam tulisan ini lebih untuk dokumentasi pribadi. So, here we go!!

How to get and where to stay there?


Holiday Inn Hotel
(dok. tronela.blogspot.com)
Kali ini kami rencanakan sendiri semuanya. Mulai dari booking tiket pesawat, hotel, bikin itinerary plus mempelajari peta jalur-jalur Metro di pusat kota Paris. Di jaman serba internet ini semua serasa jadi mudah. Tiket pesawat dan hotel juga begitu. Tinggal click-click-click, semua beres. Kami mendapat tiket pesawat Air France Hamburg-Paris dengan tarif mini pulang-pergi untuk 2 orang seharga 211,58 €. Apa itu tarif mini? Bisa dilihat disini Mini Price Air France. Yang jelas tidak ada free luggage. Waktu itu kami membawa 1 luggage, jadi harus bayar extra-baggage sebesar 15 €. Nah, sekarang tentang where to stay in Paris? Setelah berhari-hari semedi cari-cari hotel sesuai budget, akhirnya dipilihlah Holiday Inn Hotel di daerah Gare de Lyon kota Paris. Hotelnya bersih dan bagus, lokasinya strategis karena cuma 5 menit jalan kaki dari stasiun Gare de Lyon. Jadi akses kemanapun sangat mudah. Di sekitarnya pun banyak bar, restoran dan bakery. Ada juga beberapa mini market, tapi harganya bikin jantungan. Hahaha.. Anyway, karena sudah banyak sekali review tentang hotel ini di Trip Advisor (klik disini: Holiday Inn Paris Bastille) atau link ini Holiday Inn Paris, jadi saya ga perlu bahas lagi deh. Hehehe...

How to go around Paris?


Metro atau RER! Pasti semua orang akan merekomendasikan hal yang sama. Semua titik yang pingin saya kunjungi bisa dijangkau dengan metro. Opo iku metro? Metro ngono iku sejatine yo sepur. Kalo pingin tau jelasnya, ya monggo di-google. Hehehe.. Baik dari bandara ke pusat kota maupun selama berputar-putar di pusat kota, saya menggunakan metro/RER. One-way tiket dari bandara Charles de Gaulle adalah seharga 9,75€/org. Ada 2 cara untuk beli tiket metro ini, bisa melalui ticket-automat atau beli langsung di loket. Nah, ini nih tips yang penting nih, kalau mau beli tiket metro via mesin, siapkan kartu kredit atauuuuu uang receh yang banyakkkk... Karena mesin tidak menerima pecahan uang kertas. Jadi, kalau saran saya, mending beli di loket aja. Si Parjo juga kurang begitu nyaman menggesekan kartunya kalau untuk fasilitas umum macam gitu. Jadi, mending beli di loket sekalian tanya line nomor berapa metro yang ke arah Paris. Hehehe...

Untuk jalan-jalan keliling Paris, saya menggunakan Tiket Mobilis yaitu tiket harian seharga 6,80€/org . Dengan tiket ini saya bisa kemana-mana tanpa harus beli tiket lagi, lagi dan lagi. Namun, tiket seharga ini hanya bisa digunakan di zona 1 dan 2. Tapi itu aja udah cukup kok, karena rata-rata tujuan wisata berada di kedua zona ini. Ada juga yang namanya Paris Visite Pass, ini sama aja, tiket harian untuk metro/RER juga, hanya lain harga dan ada poin plusnya, yaitu jika berkunjung ke museum-museum akan mendapat potongan harga dengan menunjukkan Paris Visite Pass. Hanya saja tiket jenis ini tersedia dalam bentuk paket 1 day ticket, 3 days ticket atau 5 days ticket. Zona-nya juga bisa dipilih berdasarkan paket-paket tersebut. CMIIW.

Peta Metro/RER Paris
(courtesy: Google)
Contoh oneway ticket dan ticket mobilis
(dok. tronela.blogspot.com)
Hal terpenting lagi adalah jangan lupa minta peta metro di loket tiket atau loket informasi. Dengan ini kita bisa melihat line mana atau metro nomor berapa yang sesuai daerah tujuan kita. Semua line-nya sangat jelas. Dibedakan dengan warna dan nomor. Terkadang untuk ke satu tempat tertentu, kita harus oper atau ganti line. Perhatikan juga arah/destinasi line tersebut. Hehehe..pernah sekali kami berdua salah arah, jadinya kami menuju ke arah yang berlawanan. Alhasil, harus turun dan putar balik deh. Hahaha.. Ohya, sedikit komen agak nyentil. Menurut saya stasiun-stasiun maupun kereta bawah tanah di Hamburg lebih bersih daripada di Paris. Hehehe.. No offense, hanya pendapat pribadi.

bersambung.... Bonjour France, Salut Paris! (part 2)


Tuesday, March 4, 2014

Summer Break 2013: Mallorca-Spain!!! (part 2 - end)

Menyambung cerita saya sebelumnya di sini Summer Break 2013: Mallorca-Spain!!! (part 1), Mallorca boleh dibilang sebagai "Bali"nya orang Jerman. Mungkin karena letaknya yang tidak terlalu jauh, tiket pesawat yang masih affordable, maka dijadikan tujuan berlibur bersama keluarga. Menurut saya, suasana pulau tetangga dari Ibiza ini cukup santai, maklummm kan deket pantaiiii. Tapi over-all sama dengan daerah wisata pantai lainnya. Bahasa sehari-harinya Spanyol, di beberapa resto atau cafe ada yang sedikit berbahasa jerman atau inggris. Tapi untuk kami, bahasa bukanlah kendala, si Parjo kan multilingual, Spanish juga disikat sama dia. Hahaha..

Nah.. terus pertanyaan selanjutnya adalah "Ngapain aja 2 minggu di sana?". Good question! Yaaa namanya liburan, ya kita santai, main ke pantai, berenang, berjemur. Nah ini nih.. Heran saya sama nih bule-bule, betahhhhhhhh banget berjemur. Tapi di sisi lain, mereka emang bener-bener menikmati apa yang namanya liburan. Pagi hari, nongkrong di pantai pake bikini plus kacamata item doank, baca buku, jalan bentar beli sandwich atau sekedar buah segar. Terus balik lagi berjemur, sebentar berenang. Balik lagi, terus tiduran, buka buku dan baca lagi. Agak sorean balik ke hotel. Terus malemnya bisa nongkrong di cafe minum cocktail dan ngobrol atau sekedar jalan-jalan di boulevard yang di satu sisi jalannya banyak orang jualan pernak-pernik. Nah, apa saya sama Parjo juga gitu? Ya iya!! Hahaha...

Seperti yang saya bilang, paket liburan kali ini sudah termasuk breakfast dan dinner. Not so bad, right? Makanan di Jardin del Mar Hotel cukup bervariasi. Saya sih orangnya gak pemilih yaaaa dan bukan orang yang sudah mencicipi berbagai hotel berbintang. Jadi saya ya kurang tau, ini makanan enak atau enggak. Yang jelas buat saya sih, oke lah. Pelayan juga ramah, makanan-nya bervariasi. Bayangkan, kita 2 minggu loh. Hahaha.. Hebat bener koki-nya, hampir tidak pernah saya temui menu main course yang sama. Hahaha..

2 minggu di Mallorca cukup puas menikmati pantai-pantainya. Saya yakin masih banyak sudut-sudut lain yang gak kalah bagusnya. Namun, kami hanya mengunjungi pantai-pantai di sekitaran Santa Ponsa dan Paguera. Kami juga sempet mampir ke Kathedrale Palma de Mallorca yang letaknya di Palma. Astagaaaa!! Bagussssss banget. Sayangnya waktu kami kesana, katedral sedang ditutup, jadi tidak sempet masuk. Mungkin lain kali. :)

Nah, kayaknya sekian dulu deh cerita pendek dari jalan-jalan summer break kami. Kata orang, "A picture can tell a thousand words". Nah, oleh karena itu saya attach beberapa foto yang sempet saya ambil.

Katedral Palma de Mallorca
(dok. tronela.blogspot.com)
Satu sudut di Santa Ponsa
(dok. tronela.blogspot.com)
Boulevard Santa Ponsa
(dok. tronela.blogspot.com
Pantai di belakang hotel kami menginap
(dok. tronela.blogspot.com)
Satu sudut di Paguera
(dok. tronela.blogspot.com)


Summer Break 2013: Mallorca-Spain!!! (part 1)

Dok. tronela.blogspot.com
Hwooohaaaaa!!
Finally summer has come! Maklum lah ya, orang katrok menuju negara 4 musim, keluar deh noraknya. Baru sekali melawati musim dingin dan semi, langsung belagu rindu summer. Tapi ya gimana, namanya juga anak pantai suka santai. Maunya sun-bathing terus lah, biar makin eksotis. Hahaha...

Nah, kebetulan nih, si Parjo se-tipe sama saya, suka pantai, suka matahari, suka air laut. Jadilah summer pertama saya di Eropa, kita rencanakan untuk ke laut. Akhirnya taratararaaaaaa: MALLORCA kita pilih untuk summer break kita. Hotel booked, tickets booked! July 2013, pertama kali juga saya keluar dari Jerman lagi untuk nuris (jadi turis, red). Kurang serunya, trip saya (bersama Parjo) kali ini adalah trip ala koper. Bukan gaya saya sih, tapi sekali-sekali belagak sok princess gapapa lah. Biasanya kalo travelling, saya akan hunting tiket jauuuuhhh sebelumnya plus cek ricek siapa tau ada tiket promo. Begitu juga untuk tempat tinggal, hostel atau dorm juga masalah asal aman dan bersih. Bermodal backpack, pocket camera, sneakers super nyaman, BUDHAL!! Tapi kali ini, kata Parjo: "Anggap aja ini hanimun". Eeeeeaaaaaa....! Jadi, ya sutra travelling pertama saya ala KOPER bukan Ransel. Hahahaha...

Persiapan saya waktu itu ga banyak, yang jelas banyak bawa baju-baju isis, kacamata, bikini, sandal dan suncream buat si Parjo. Suhu di Mallorca saat musim panas hampir sama dengan di Indonesia. Jadi, siap-siap bertambah gosong. Hahaha.. Seperti saya bilang, perjalanan kali ini adalah ala koper, jadi kami berdua hanya tau beres. Gini ceritanya, kita memesan tiket plus dengan hotelnya sekalian. Jadi kali ini kami melewatkan serunya berburu tiket dan seni menentukan hotel dengan fasilitas maksimal tapi dengan biaya sesuai budget. Pilih..pilih..pilih... Akhirnya kami pilih 1 paket untuk berdua selama 2 minggu. Paket tersebut termasuk tiket PP (Condor Airlines), hotel selama 13 malam dimana breakfast dan dinner all inclusive (lumayan kannn...:p) plus antar-jemput dari bandara ke hotel.

Nah gimana dengan hotelnya? Untuk hotelnya, kita dapat hotel dengan kamar tipe studio (lengkap dengan dapur dan living room), sedikit beruntung karena biasa dengan harga sedemikian kita cuma dapat setipe double room. Sayang saya lupa bikin dokumentasi foto untuk kamar hotelnya. Habisnya udah kalap mau nyemplung begitu liat laut. Hahaha...  Nama hotelnya sendiri adalah Jardin del Mar di daerah yang bernama Santa Ponsa. Tempatnya cukup strategis, 10 menit jalan kaki dari pantai Santa Ponsa. Bahkan!! Di belakang hotel pun ada pantai kecil yang lumayan buat santai pagi-pagi.
 Hotel Jardin del Mar, Santa Ponsa - Mallorca
(dok. tronela-blogspot.com)
Antar-jemput? Yup! Pihak travel agen bisa mengakomodasi untuk urusan yang satu ini, dan seingat saya kita tidak perlu lagi bayar. Kita hanya perlu mencatat nomor bus yang memiliki rute ke arah lokasi hotel kita menginap. Jadi, begitu tiba di bandara, tinggal cari bus-nya dan duduk manis, dianter deh sampai ke depan hotel. Dari bandara ke Santa Ponsa (tempat kami menginap) kurang lebih 40-50 menit perjalanan.
Parkiran Bus di Palma de Mallorca Airport
(dok. tronela.blogspot.com)

bersambung..... :) Summer Break 2013: Mallorca-Spain!!! (Part 2 - end)

Lodeh Sayur ala Waku-waku

Huahhhh... Pagi-pagi buta, dapet Whatsapp dari si Bebi. "Pet, kok suwe ga nge-blog?". Hehehe... saya pikir-pikir, bener juga dia. Sebenarnya udah banyak draft yang ditulis. Tapiiiii.. belum sreg ajah di-publish... Cieeeeee gayaaaaa... Ohya, jangan salah sangka dulu, Bebi itu temen saya, bukan sok manis sih saya panggil dia Bebi, tapi karena konon katanya dia mirip Bebi Romeo.. Wkwkwkwk... Nah untuk mengobati kerinduan saya untuk posting "cerita" baru, sebagai pemanasan saya awali dengan tulisan ringan mengenyangkan: RESEP!

Menengok judulnya, kalo lodeh sih pasti semua udah tau. Tapi, apa itu Waku-waku? Cerita dikit yak! Si Parjo itu adalah orang yang sangat peduli dengan kesehatan dan kebugaran. Selain rajin olahraga (terkadang lebay, such as: renang atau lari di musim salju di saat suhu minus 11 derajat), dia juga sedikit picky dengan apa yang dimakan. Dia lebih memilih bahan makanan yang kalo orang sini bilang "Bio" alias organik (CMIIW). Nah, waktu kita berdua ngedate jalan-jalan di pusat kota, kita ngelihat ada satu restoran yang luar tampak menggoda, design-nya serba kayu and looks sooo cozy. Apalagi liat namanya "Waku-waku Bio Delikatessen". Langsung berbinar mata si Parjo. Tanpa ba bi bu be bo, kita langsung mampir. Alhasil, jadilah kita fans berat Waku-waku. Ada Falafel im Fladenbrot kesukaan Parjo, ada Apple Cake dan yang satu ini Vegetarisch Curry (alias lodeh kalo menurut saya) yang semua berbahan Bio. Nahhhhh, dari situ lah saya coba-coba bikin sendiri di rumah. Kenapa? Masak sendiri jauhhhhhhhhhh lebih murah. Buat variasi di rumah, boleh nih dicoba resep tebak-tebak. Lodeh minim kuah tapi kaya rasa. Hehehe...

Lodeh Sayur ala Waku-waku
(Vegie Curry) 
Porsi untuk 3 orang

Bahan:
1 buah Zuchini
4 buah wortel (diserut besar atau potong bentuk lidi)
2 buah bawang bombay ukuran sedang
3 buah kentang (potong tipis)
1 buah lombok hijau (iris serong tipis)
200 gram tahu (potong kotak-kotak)
3 lembar daun jeruk
1 sdt ketumbar bubuk
2 sdt garam
1 sdt gula
250 ml santan
minyak untuk menumis secukupnya
air secukupnya

Bumbu yang dihaluskan:
2 buah lombok merah
1 buah cabe rawit
1 buah tomat
4 siung bawang merah
3 siung bawang putih

Cara membuat:
1. Tumis bawang bombay sampai harum, masukkan bumbu yang telah dihaluskan tunggu hingga harum. Tambahkan air secukupnya, tunggu hingga mendidih.
2. Masukkan kentang, zuchini, wortel, lombok hijau dan tahu.
3. Tambahkan ketumbar, garam dan gula. Aduk, kemudian masukkan daun jeruk.
4. Terakhir tambahkan santan. Tunggu hingga masak dan mendidih.
5. Siap disajikan. Bisa disajikan dengan nasi putih atau nasi beras merah.

Note: Lodeh yang satu ini minim kuah tapi kaya rasa.

Selamat mencoba!!