Thursday, March 13, 2014

Bonjour France, Salut Paris! (part 3-end)

Baca sebelumnya: Bonjour France, Salut Paris! (part 2)

Selain merinding romantis karena berdiri langsung dibawah Menara Eiffel dan bergidik terharu setelah menatap langsung Louvre, saya juga dibuat terpesona dengan katedral-katedral yang sebelumnya takterpikirkan untuk bisa berlutut dan berdoa langsung didalamnya. Bahkan secara tak sengaja, saat saya dan si Parjo hendak makan malam di daerah St. Michel, kami melihat sebuah gereja tua tapi masih terlihat sangat megah (well sedikit horor sih menurut saya) di sela-sela gang sempit Quartier Latin. Eglise St. Severin, begitu yang saya baca, atau dalam bahasa Inggris The Church of St. Severin  salah satu gereja katolik di sudut kota Paris. Sempat ragu-ragu, akhirnya kami masuk juga. Beneran, horornya makin berasa. Hahaha.. Aduh, jangan-jangan ini aliran sesat. Hush! Hahaha.. Tapi begitu melihat Sang Pastor dan merasakan "hal-hal' yang meyakinkan hati dan iman saya, kami duduk dan mengikuti misa kudus. Lucky me!! Well, urusan saya ngerti apa enggak si Romo-nya bilang apa, ga masalah. Saya bulan-bulan pertama di Jerman juga ora mudeng si Romo ngomong apa. Hahaha.. Yang penting niat saya satu, pingin "ketemu" Tuhan. Sungguh saya beruntung, berkesempatan untuk misa kudus di sebuah gereja tua di kota Paris yang romantis, meskipun berawal dari kebetulan. :)
Sayangnya, kamera pocket saya kurang support untuk menghasilkan foto oke di malam hari, jadi foto gerejanya ya seadanya. Hehehe..Dan karena misa sedang berlangsung, saya tahu diri untuk tidak mengambil gambar bagian dalam gereja.

St. Severin Church (Quartier Latin - Paris)


Pintu Utama St. Severin Church
St. Severin Church (Courtesy: Google)

Basilica of Sacre Coeur-Montmartre. Dari namanya udah kedengaran megah. Betul! Letaknya di ketinggian kota Paris dan puluhan anak tangga menuju basilika yang rapi berbaris, membuat Sacre Coeur di Montmartre  menjadi a-must-place in Paris to visit. Seperti saya bilang, gereja berbentuk kubah ini letaknya di ujung "bukit" Montmartre, jadi perlu sedikit upaya untuk bisa sampai ke depan pintu gereja. Banyak anak tangga yang harus ditaklukan. :)
Tapi, kelelahan menaiki anak tangga terbayarkan sudah dengan pemandangan yang luar biasa aduhai. Ditambah dengan adanya "pasar pelukis" yang tak jauh dari basilika Sacre Coeur ini. Disini banyak pelukis yang memamerkan hasil karyanya. Bisa juga dibeli loh, atau kalau memang mau dan punya banyak waktu, bisa juga kita minta dilukis. Hehehe...

Anak tangga menuju Basilica Sacre Coeur
Pasar Seni di Montmartre
Pasar Seni di Montmartre
Ohya, pas saya dan Si Parjo berhenti untuk melihat langsung seorang pelukis kartun coret-coret dengan gesitnya, ehhh tertanya beliau orang Jerman yang istrinya orang Perancis. Jadilah kami ngobrol bak kawan lama yang bertemu kembali.. Halah lebay.. Hahaha...

Setelah puas lihat kiri-kanan dan mengagumi indahnya karya-karya pekerja seni disini, kami lanjut berjalan menuju ke bibir gereja. Setibanya, di depan gereja, ternyata udah rameeee dan banyak banget orang. Terlihat antrian super panjang untuk masuk. Tidak seperti di Eiffel, kali ini saya nekat untuk masuk! Gimana caranya? Ya antri lah! Hahaha.. Setelah sabar mengantri, akhirnyaaaa, bisa masuk juga. Kesabaran itu selalu berbuah manis. Untungnya si Parjo orangnya juga superrrr sabar, jadinya lebih manis lagi. Hahahaha... Kami berdua masuk, seperti gereja katolik pada umumnya, selalu disediakan lilin yang bisa dinyalakan untuk berdoa. So, sure! Kami tidak melewatkan moment baik ini untuk berbicara dengan Tuhan. :)

Basilica Sacre Coeur (Montmartre-Paris)
(dok. tronela.blogspot.com)
Satu sudut di dalam Basilica Sacre Coeur
Kota Paris dilihat dari Sacre Coeur :)
Notre Dame. Dari apa yang saya baca, Notre Dame berarti "Bunda Kita". Gereja ini tepat berada di pinggir Sungai Seine. Tidak siang, tidak malam, banyak sekali orang berkunjung ke gereja ini. Karena memang lokasinya tidak jauh dari St. Michel dan Quartier Latin, yaitu daerah yang memang pusatnya sovenir dan banyak sekali tempat makan. Tapi lepas dari itu semua, memang tempat ini tetap indah dikunjungi kapanpun.
Notre Dame

Seine River dilihat dari Notre Dame

Notre Dame di malam hari
St. Michel dan Quartier Latin. Sempat saya singgung sebelumnya tentang kedua tempat ini. Kedua tempat ini memang terkenal sebagai pusat "jajanan". Banyak sekali bar, restoran, ataupun kafe-kafe kecil. Yang paling menarik hati saya adalah creperies yang baunya sungguh menggoda iman. Saya sempat mencoba crepes ala Paris ini, baik yang manis (isi pisang, coklat, nutela dan lain-lain) ataupun yang asin (kebetulan saya coba Crepes with Ham, Eggs and Cheese.Hmmmmmm super lecker!
Satu sudut di St. Michel


Crepe with Ham, Egg and Cheese costs 7,90 Euro (hmmm...)

Creperie pilihan Parjo... Nice choice.. :)
Sebelum saya akhiri ceramah panjang saya tentang Paris, ada beberapa hal yang juga sudah diulas beberapa blogger lain. Di pusat-pusat turis seperti Eifell, Sacre Coeur dan lain-lain, jangan kaget dan "tertipu" oleh gadis-gadis yang mendatangi Anda dan bertanya "Do you speak English?", setelah itu mereka akan meminta Anda untuk tanda tangan di kertas yang selalu mereka bawa, kemudian baru deh mereka beraksi untuk meminta sedikit uang dengan berbagai macam alasan. Kalau Anda, murah hati ya boleh diladenin, hehehe.. Kalau saya, dengan berat hati saya cuekin. Hehehe... Tips lain adalah pelajari lah kata-kata sederhana dalam bahasa Perancis, seperti merci, bonjour,bonsoir, au revoir. Meskipun di Perancis juga banyak yang berbahasa inggris, tapi tak ada salahnya kan kalau untuk Say Hello kita pakai bahasa yang mereka pakai sehari-hari. Hehehe....

Well, tampaknya sudah hampir semua saya bagikan disini. Hehehe... Boleh saya bilang, ini adalah salah satu liburan paling istimewa untuk saya. Bukan hanya karena tempatnya yang memang spesial, tapi karena saya bisa 24 jam non stop sama Si Parjo. Always walked hand-in-hand, visited many nice places. We really enjoyed our "US" time. Terima kasih atas kado Natal yang super istimewa ini, Sayang!

Au revoir!!!

No comments:

Post a Comment