Monday, August 19, 2013

Surprise vs Happiness

Selamat Pagiiiii!!!!
Bahagianya hidup saya! Saat sedang menulis ini, saya sedang menikmati Choco Croissant TER-ENAK di dunia! Dengan secangkir susu coklat panas!! Sederhana kan bahagia ala saya? hehehe... Tapi hari ini ada yang spesial. Well, since I'm here everyday is always special. There is always something sweet. Rutinitas pagi, menyiapkan bekal makan siang si Parjo, mengantar ke pintu depan, goodbye kisses dan mengintip dari jendela sampai si Parjo jalan ke arah parkiran mobil tak lupa selalu senyum manis tersungging di bibir (halah!! lebay!). Sepertinya summer akan segera berakhir, dingin bok!! Selimut ama kasur kok melambai2. Karena saya sedang libur kelas Jermannya, jd gpp deh molor lagi. Wkwkwkwkwk! Jangan ditiru!!

Kurang lebih jam 7.30, saya kembali bangun. Udah nyusun rencana untuk hari ini. Nanti sepulang kerja harus ke pasar. Malam ini saya mengundang mertua untuk makan malam dirumah. Hahaha... kasian temen saya si Seli, semalam dengerin curcol saya tentang menu apa enaknya yang disajikan. Hahaha... Nah, kembali ke cerita. Saya langsung deh, beranjak dari kasur, keluar kamar. Saya melihat sesuatu di lantai. A piece of paper and super sweet short message on it!! And!!! I saw "something" wrapped with backery paper. AAARRRGGGHHHH: Choco Croissant from my favorit backery!!


I was sooooo happy when I opened and read the message. I grabbed the phone and called my Baby immediatly! I screamed sooo loud when he picked the phone!! And told him how sweet he is and how much I love him and how much happy I am to be with him!

See! Happiness is simple and cheap. It's not even gold or diamond, it's not even Dolce Gabbana or Loubuttin. Or holiday in fucking expensive cruise ship. It doesn't have to be expensive to be "a sweet surprise". Buat mereka yang memang mampu, sah2 aja. Tapi buat para suami, tunangan atau pacar, memberi surprise itu ga harus dengan ratusan ribu. Buat para ladies juga, jangan dikira kalau tidak memberi emas dan permata, si suami tidak peduli atau terkesan tidak pernah memberi surprise. Jagung bakar kesukaan, roti keju kesukaan, bisa jadi itu bukti sayang dari pasangan. Change your mindset! Small things can be a real big surprise when you understand the "sence of giving".

This is not the first time that my husband did so. Not everyday, but until now I have a lot small papers with sweet messages on them. He hangs on the fridge, on the couch, close to my bed, even once he put inside the fridge. Why? Because he had one bite of my Chicken Burger. He wrote "Sorry! Aku Cinta Kamu!". And he put it over the burger so I could see. As my best friend also says, cinta itu sederhana, cuma bisa berbekal 1 kg tepung terigu.

Thanks my baby for (always) being such a sweet caring romantic partner! Your friends might say that you're not romantic. But for me, you have your own ways how to be romantic. And I love your ways.

Your happy and proud wife.


Monday, August 12, 2013

Lapor Diri (Part 3: Konsulat RI di Hamburg)

Sepertinya ini akan menjadi bab terakhir kisah pelaporan diri kita sebagai imigran di negara Der Panzer. Yapppp! Lapor diri di konsulat RI terdekat. Kalau ini sih, sebagai warga negara Indonesia yang baik, ga ada salahnya untuk melaporkan keberadaan kita. Keuntungannya banyak, mengingat saya juga akan tinggal untuk waktu yang lama di negara asli si Parjo ini. Berbekal informasi dari teman2 yang sudah tinggal duluan di Jerman plus info dari website konsulat Republik Indonesia di Hamburg, berangkatlah saya untuk melaporkan diri. Berhubung saya berdomisili di sekitaran Hamburg, jadi saya pergi ke Konsulat RI di Hamburg. Lokasinya di Lattenkamp, dari rumah saya 35 menit naik subway.

Saya sempet ragu-ragu dengan syarat-syarat yang tercantum di website konsulat. Heheheh... Habisnya simple banget. Hahahaha... Tapi ternyata, apa yang ditulis memang benar dan simple aja syaratnya. Untuk saya (yang tinggal di jerman karena menikah dengan WN Jerman) maka dokumen yang diperlukan adalah:
1. Paspor
2. Fotokopi Akte Kelahiran
3. Fotokopi Akte Nikah
4. Anmeldebestätigung (Baca di Lapor Diri (Part 1: Rathaus Setempat))
5. Foto biometris 1 lembar
6. Mengisi formulir pendaftaran (Bisa didownload di website kedutaan atau diambil langsung di tempat)

Saya datang menyerahkan semua berkas, termasuk paspor. Setelah menunggu 1,5jam akhirnya selesai juga proses lapor diri saya. Hahahaha.. jangan tanya ya 1,5 jam itu ngapain aja. Saya juga ngga tau. Saya cuma tunggu di ruang tunggu sampai nama saya dipanggil. Kemudian paspor saya dikembalikan dan sudah ada cap di halaman belakang paspor saya kalau saya telah melaporkan diri. Untuk proses lapor diri semua kostenlos alias gratis alias tidak dipungut biaya apapun. :)

Untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat di link berikut ini: Website Konsulat RI di Hamburg

Lapor Diri (Part 2: Ausländerbehörde)

Masih seputaran kewajiban kita sebagai pendatang yang baik. Untuk tujuan apapun, entah studi, au pair, language course, menikah, kumpul keluarga, kita memerlukan visa untuk bisa menginjakkan kaki di negara Der Panzer ini. Begitu juga saya, dengan perjuangan, keringat dan air mata (haishhhhhhhh...lebay), akhirnya dapet juga itu visa. Nah visa Schengen tersebut hanya berlaku maksimal 90 hari (CMIIW), so untuk bisa tinggal di negara orang dengan aman dan damai, kita perlu ijin tinggal atau visa tinggal atau apalah itu namanya.

Foto by tronela.blogspot
Well, setelah saya dan Si Parjo sah sebagai suami istri, tepat 3 hari setelah Hari Bersejarah itu, saya ditemeni Si Parjo untuk mengisi masa-masa hanimun kami ke Ausländerbehörde (ABH) (hahahaha...kasiannn banget yak). Hushhhh! Ini obrolan serius malah nglantur kemana-mana. Hahaha... Maap! Kalo gitu lanjut dah!

Sebenernya, ini judulnya kurang pas, karena proses disini adalah proses perpanjangan visa schengen yang sudah saya dapat. Dan tiap kasus perpanjangan visa berbeda-beda. Disini saya mengurus perpanjangan dari visa menikah saya untuk mendapatkan Residence Permit, jadi syarat dan dokumen yang diperlukan mungkin berbeda dengan visa studi atau kumpul keluarga atau visa schengen lainnya. Sebelum datang langsung, sehari sebelumnya telpon ke ABH untuk menanyakan dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Residence Permit. Antara lain:

1. Paspor
2. Visa
3. Fotokopi Akte Nikah (bawa aslinya)
4. Foto biometris 1 lembar
5. Uang 110 Euro

Setiba di ABH, saya ambil nomor antrian. Dan setelah nomor saya dipanggil, saya masuk dan menyerahkan semua dokumen yang dibutuhkan. Lalu saya rekam sidik jari, tanda tangan dan diminta untuk memeriksa kebenaran data yang ada di database mereka (mereka sudah punya database kita sedari kita aplikasi visa dulu). Setelah semua diperiksa dan benar. Saya boleh pulang! Yuhuuuu! Dan surat pemberitahuan jika residence permitnya sudah jadi, akan dikirimkan via pos. Kira2 2-3 minggu lama prosesnya.

Seminggu...

Dua minggu...

Tingtong! Pas ngecek kotak surat, ternyata ada satu surat untuk saya. Pemberitahuan kalau residence permit saya sudah bisa diambil. Gak pake lama, besoknya saya langsung ke ABH untuk menjemput Aufenthaltstitel saya. Yayyyy!!! I was so happy! Ohya, waktu ngambil, jangan lupa sekalian tanya informasi dan minta surat pengantar (Verplichtung) untuk Integrationkurs.

Baca juga:
Lapor Diri di Rathaus Stadt Tempat Kita Tinggal
Lapor Diri di Konsulat RI di Jerman

Lapor Diri (Part 1: Rathaus Setempat)

Foto by Google
Uhuy!! Dari judulnya aja udah berat and birokrasi banget yeee...hahaha...
Berhubung gak sedikit yang nanyain gimana dan apa yang harus dilakukan setelah tiba di Jerman, jadi saya putuskan untuk berbagi cerita lagi disini. Dan terlebih, sebelum saya lupa. Hahaha....

4 hari setibanya saya di Jerman, selain saya harus mengurus beberapa kepentingan lanjutan untuk pengesahan hubungan saya dan Parjo (baca: menikah), sebagai imigran yang baik saya juga lapor di kantor kependudukan setempat. Karena saya tinggal di Ahrensburg, jadi saya lapor di Rathaus Stadt Ahrensburg untuk nanti dapet Anmeldungbestätigung (surat ini berguna juga untuk nanti Lapor Diri di Konsulat RI).

Apa saja yang diperlukan? Gampang kok, ga ribet.
1. Paspor
2. Visa
3. Pas foto biometris 1 lembar
4. Formulir pendaftaran (bisa diambil di tempat)

Courtesy:  tronela.blogspot
Tinggal isi lengkap formulirnya, kalau ada yang ngga ngerti bisa tanya sama petugasnya. Intermezo dikit yak, hahaha.. Petugasnya gaul2 mennnn... Pake sneakers, celana jeans, rambut French Braiding, berhubung waktu itu cuaca masih dingin, mereka pake syal yang dililit keren abis. Meskipun begitu, kerjanya ga lelet. Geraknya cepet, dinamis dan gak plonga plongo. Alhasil ga lebih dari 10 menit, urusan lapor diri selesai dan Anmeldemestätigung sudah berada di tangan. So, saya sudah tercatat deh di Rathaus setempat. :D

Baca juga:
Perpanjangan Visa dan Mengurus Residence Permit
Lapor Diri di Konsulat RI

Friday, August 9, 2013

Aku dan Ambon (Part 3: Baristand Ambon)

Seperti yang saya bilang, banyak yang menyangsikan loyalitas saya di hari pertama saya bekerja. :)
Saat itu, saya cuma bisa tersenyum dalam hati. Biar orang mau berpikir apa. Tapi saya datang, niatnya untuk kerja, mengapplikasikan ilmu saya, cari uang untuk makan dan jalan-jalan. Dan cari jodoh!!! Hahaha.. 

Nah, setelah saya cerita tentang bagaimana saya terdampar di Ambon. Saya juga mau berbagi cerita tentang bagaiman keseharian saya di kantor (dulu). 

Jam kantor saya normal, 07.30 sampai 16.00 WIT. Tiap pagi saya dateng kurang lebih jam 7 lebih. Parkir motor terus buka pintu ruangan. Kantor saya ada 4 gedung, 3 gedung kantor plus laboratorium dan 1 bengkel. Ruangan saya ada di gedung 3. Ruangan besar tapi orangnya paling dikit. Ada dapur kecilnya, jadi kalo laper sewaktu-waktu bisa bikin susu anget ato bikin Ind*mie malah. :) Seksi Program dan Pengembangan Kompetensi. Sejak awal, meskipun saya formasi peneliti, tapi saya "duduk" di ruangan itu, sejak awal saya tiba, sampai akhirnya saya (tarik napas)...pensiun dini. Alias mengundurkan diri. :)

Meskipun saya terhitung baru dan anak bawang, tapi saya tidak pernah merasa di-anak bawangkan. Di rapat2 besarpun saya diikutsertakan. Bahkan, saya termasuk anak buah yang lumayan sering ikutan lembur. Saya juga dipercaya Bu Boss waktu itu untuk pengurusan lelang di Kantor Pusat. Baristand dapet bantuan alat-alat laboratorium dari salah satu direktorat. Masih inget dulu, saya dibantu temen-temen bikin spesifikasi dan akhirnya saya persentasi ke panitia pengadaan. Serasa bangga gimanaaaa gitu. Hahahaha..
Ambon-Jakarta serasa Malang-Surabaya. Berangkat dari Ambon pesawat pagi dan balik dari Jakarta pake pesawat tengah malem. Sehari full di kantor pusat, entah untuk rapat atau pengurusan dokumen. Badan dan tenaga serasa diperas. But I enjoyed every single moments. Belum lagi kalau dapet kesempatan sampling untuk penelitian ke daerah. Seram, Saparua atau sekitaran pulau Ambon. Unforgetable experiences. 

Selain gaji, lingkungan kerja yang nyaman dan harmonis adalah hal yang lebih orang utamakan. Di kantor, saya terbiasa memanggil rekan-rekan kerja yang lebih senior dengan panggilan "oom" atau "tante". Mungkin terdengar aneh dan kurang sopan atau apalah. Tapi begitulah di Baristand. Kekeluargaan kami sangat kental. Bercanda itu hal biasa. Tapi tetap tau norma dan sopan santun. I really felt that my office was my second home. Kalau sakit, saya lebih tetap memilih pergi ke kantor dan tidur di bangku saya timbang di kasur kost-an. Selain Oom dan Tante yang super gaul dan baik, banyak juga kakak-kakak senior yang ajaib2. Suasana kerja kami serius tapi sangat santai. Saya yakin 100%, saya tidak akan pernah temukan suasana se-kekeluargaan itu di lain tempat. 

Saya tak lebih 3 tahun mengabdi, saya belum memberikan apa2 bagi negeri ini. Tapi takdir dan khususnya saya memutuskan hal lain. Saya mundur. Sedih pasti. Kadang di dunia ini, kita dihadapkan pada pilihan2. Begitu juga saya kala itu. Berat. Tidak mudah. Banyak pro-kontra. Dan mungkin mengecewakan banyak pihak. Tapi itu keputusan saya. Keputusan yang saya ambil bukan hanya dengan pertimbangan satu dua hari. Mungkin Tuhan mau pakai saya di tempat lain. Bukan disana. 

Berjuta terima kasih pun tak akan pernah cukup untuk Ambon dan keluarga di Baristand. Pengalaman. Kasih sayang. Dulu saya tidak pernah mengira kalau saya akan menginjakkan kaki dan tinggal di Ambon, begitu juga sekarang, ketika saya harus pergi meninggalkan yang tersayang di Tanah Pattimura. 

Seperti kata teman saya, yang juga ketemu di Ambon: "You don't belong to Malang or Ambon. You belong to universe."

*The End*



Aku dan Ambon (Part 2: After Office Time)

Masih keinget bagaimana, hari-hari dan minggu-minggu pertama di Ambon. Saya tinggal di asrama milik susteran. Tempatnya strategis. Di pusat kota, pasar, bank, mall dan gereja bisa dijangkau semua dengan jalan kaki. Nama daerahnya Batu Meja, beberapa bangunan persis di sebelah kantor Polda Maluku. Dan ini yang ga bisa lupa. Di Ambon, awal2 saya disana, bisa mati lampu sampe 12 jam. Pernah sekali waktu, saya pulang beli nasi untuk makan malem, eh ketemu abang2 becak atau ojek yang lagi pada minum2. Dan udah pada setengah mabok. Keringet dingin setengah mampus dah! Mereka lagi duduk2 di lorong menuju kost-an saya. Akhirnya, saya pegang erat2 nasi padang saya, dan saya jalan sekenceng2nya. Digangguin sih, tapi cuma sebatas kata2 aja. And you know what? Selanjutnya malah saya jadi konco ama mereka2. Langganan becaknya atau ojeknya. :P Hahahaha....

Cerita tentang "saya berangkat dengan setengah patah hati". Bisa dibilang Ambon, jadi tempat pelarian saya. Hahaha.. Saya tenggelam dalam lautan kesibukan, bukan lautan luka dalam yeeee.. Hahaha... Saya kerja dari pagi sampe sore, pulang kantor udah pasti mampir berenang. Tiap hari! Lebih lagi pas saya udah punya "adik angkatan" yang semua juga anak rantau dari Jawa. Jadi tambah rame. I had such a great great life there. We wer like brothers and sisters. :) Di kantor kita ketemu, setelah kantor kita renang atau nge-gym bareng, pas weekend kita nonton atau sewa angkot terus main ke pantai.Lagi-lagi, sedih banget kalau inget2. We were like big family. I miss you guys, Kak Ardi, Dhances, Dewa, Rey, Iwing, Ina, Indri.

Belum lagi, saudara se-asrama. Kak Eng yang udah kayak kakak kandung sendiri. Kita ke pasar bareng, ke gereja, yang nganter saya malem ke rumah sakit naik becak pas maag akut saya kumat, yang masakin saya pas saya selalu ga sempet masak karena lembur di kantor, yang ngingetin saya untuk makan karena saya kalau udah bawa kerjaan kerumah suka lupa makan. Gak lupa deh, adik2 asrama yang manis2. Ati, Fani, Inda, Lina and Juliet. Masih keinget gimana kita masak bareng terus makan bareng. Ngerumpi bareng pas suster bilang kalau uang asrama mau dinaikin. Demo bareng ngga mau bersihin kamar mandi gara2 kita ngambek sama suster. Such sweet memories.

Ambon memang bukan kota besar, ga punya mall semegah Tunjungan Plaza atau Taman Anggrek. Tapi Ambon punya kehangatan yang cuma bisa dirasakan ketika kita disana dan menjadi bagian darinya. Belum lagi Pantai-pantai Ambon yang super asoy.

Aku dan Ambon (Part I: Intro)

Mmmmhh...  *tarik napas panjang*

Kayaknya ini bakalan jadi cerita ter-melow yang pernah saya tulis. Bahkan mau mulai darimana saya bingung. Seperti judulnya, saya punya ikatan batin yang kuat dengan kota di ufuk timur Indonesia itu. Hometown kedua setelah kota kelahiran saya. Mungkin saya awali dengan bagaimana saya bisa terdampar disana.

Tahun 2009 silam (kesannya mistis banget yak..hahaha), untuk pertama kalinya setelah lulus kuliah, saya mencoba peruntungan seperti orang2 kebanyakan. Ikut seleksi CPNS. Sebenernya saya paling males ikut seleksi CPNS, udah ribet, banyak yang diurus, saingannya buanyakkkk plus rumor sogokan yang nilainya amit2. Saya paling anti deh ama begituan. Mau kerja dapet duit kok malah keluar duit. Stupid!
Singkat cerita, saya bersama beberapa sahabat saya adu untung. Banyak banget yang membuka pendaftaran waktu itu. Mulai dari tingkat kementerian, pemprov sampai pemkot/pemkab. Nah, mungkin dasar udah takdir dan jodoh. Ada salah satu kementerian yang syaratnya lebih sistematis dari yang lain. Berhubung formasi untuk sarjana pangan seperti saya juga tersedia, kupinanglah dia. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. :)

Setelah melewati beberapa tahap seleksi yang bikin deg-deg an, di hasil akhir, muncul nama saya. Petronela Stefannie, Peneliti Pertama, Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon (Baristand Ambon). Saya LOLOS!!! Papa Mama saya yang notabene juga PNS, seneng bukan kepalang. Tapi... Kok Ambon? Jauh amaaat... Aman gak?? Kan kan kan kan...baru kerusuhan juga. Tapi dasar saya orangnya nekat, bodo amat. Saya percaya itu berkat! Jadinya, BERANGKAT!

Berbekal tekad, niat tulus anak bangsa yang ingin membangun negeri plus hati yang hancur berkeping2, saya berangkat. :) (Asli pingin nangis pas ngetik ini....that was sad and happy moment at once). Saya berangkat pas saya baru diputusin mantan pacar saya setelah beberapa tahun kami pacaran. Penting ya bagian ini? PENTING!!! Tolong dicatat!!  Hahaha... Berangkat meninggalkan rumah yang sudah saya tinggali hampir seperempat abad, meninggalkan teman dan sahabat, meninggalkan warung2 lalapan favorit saya.

Anak bawang, belum pernah merantau, nekad ke pulau seberang. Alasan saya simpel. I had a feeling that I would love this job. Dan saya pingin membuktikan ke diri saya sendiri, bahwa PNS tidak hanya soal ke kantor terus duduk2 dan baca koran, jam makan siang keluyuran di pasar atau mall. PNS bukan cuma suka nutut kenaikan gaji dan tunjangan, tapi juga tulus ingin mengabdi untuk negeri ini. Saya pingin jadi PNS yang kata Syahrini: SESUATU!

Di hari pertama saya menginjak kaki di kantor Baristand, beberapa menyangsikan kalau saya bisa krasan. Bahkan sang pimpinan pun mewanti, jangan2 saya minta dimutasi di Ambon. Hahaha... Udah feeling kali ya.. :P

Click here for Part 2
Click here for Part 3

Sunday, August 4, 2013

Our Big Day: Wedding Day!

Been a long time I wanted to make a short video of our wedding! Sebenernya, karena males ajah sih plus udah lupa utak atik gimana cara bikin videonya. Hehehe.. Tapi karena weekend ini kami (saya sama Parjo) mengagendakan untuk di rumah saja. Jadi, iseng2 mulai bikin lah saya. :)
Di post-post sebelumnya, saya sudah cerita bagaimana suka duka proses pengesahan hubungan saya dengan si Parjo. Kali ini saya mau berbagi cerita, how exactly the big day was.

Hari itu, spring has just started. Udara sedikit menghangat setelah musim dingin berakhir lebih telat dari seharusnya. Selasa pagi, 14 Mei 2013. :)

Setelah malam sebelumnya, saya harus pasang belasan rol di rambut saya, pagi-pagi buta saya bangun. Seperti biasa, saya masih sempet sarapan ala londo: pisang, yogurt dan muesli. Mandi. Nggosok bolot2 sampe bersih, maklum, ini kan even sekali seumur hidup! Jadi harus bersih dan wangi! Hehehe... Setelah itu, mulailah saya duduk di depan meja rias mini. Mmmm, bukan meja rias sih, tapi saya pake itu untuk naruh modal2 saya tampil cantik. Saya mulai memoles wajah saya. Kata temen-temen saya, hasil riasan saya boleh juga. Bahkan dulu waktu kuliah, saya pernah dimintain tolong sahabat saya untuk merias dan me-nyanggul rambutnya di hari wisuda! Dan hasilnya, dia dapet banyak pujian loh. Hehehe... "Bakat" ini saya dapet waktu dulu saya masih rajin ngeband atau ng-MC, daripada bayar mahal ke salon, saya belajar sendiri menggunakan make-up sebelum manggung. So, bahkan di hari paling spesial di hidup saya, saya lebih percaya tangan berbakat saya dibanding salon mahal sekalipun.

Jadilah, saya make-up sendiri! Termasuk mengutak atik rambut panjang saya. Untungnya saya punya asisten. Siapa? Ya Parjo lah! Siapa lagi... Hahaha..

Setelah kurang lebih 2 jam terpaku di depan cermin. Selesai! Paling lama cuma pasang bulu mata palsu! I hate!!! Hahaha... Setelah itu, saya ambil "gaun" yang sudah menggantung di lemari. Saya bawa dari Malang. Dress silver dengan sedikit aksen brokat di pinggirnya2 saya pilih untuk hari istimewa. Dressnya ngga mahal, saya beli sendiri bahannya di pasar. Bukan bahan yang termahal tapi cukup istimewa kualitasnya. Ongkos jahitnya pun cuma 100 ribu. :)

Setelah siap, kami, saya dan Parjo berangkat. Dengan mobil kesayangan, Parjo masuk ke bangku sopir dan saya di sebelahnya. Eitsss! Surely, he didn't forget to kiss my forehead and he whispered on my ear "I love you". And we drove.

Well, sejak kecil saya tidak punya dream wedding, seperti yang mungkin selalu diidamkan oleh setiap gadis muda. Long white wedding gawn, a lot of flowers, big classic church or in the beach, hundreds baloons, super sweet pre-wedding photos. Sounds naif but true, I never wanted that. I always dreamed, when I ever married, it should be very simple, only with family and not so many stuffs to prepare. And it seemed, my dream came true. :)

No make-up from bridal salon, no millions wedding gawn or kebaya, no photographer, no wedding car. Not at all. It was my day. Our day. So we made and handled all by ourselves. I did the make-up by myself, Parjo drove our "wedding car", my mother in law was the photographer, my mom was the "wedding gawn" designer. ALL by ourselves. :)

But... that day was one of the best days in my whole life. We finally did it. It turned out so well. All families were here. I had my dream wedding indeed! As you all can see in this little sweet video.
Everybody has their own way to catch their happiness. And I have my own. 


Friday, August 2, 2013

Veggie Spaghetti

Nah! Hihihi.. lagi-lagi update resep masakan. Sebenarnya ga pede juga sih mau posting resep2 gitu. habisnya lebih buanyaaakkk blog yang lebih oke dalam mengupas tuntas resep dari A sampai Z. Tapi, karena ada permintaan dari temen lama atas beberapa masakan saya, jadinya saya tulis juga deh disini. Itung2 buat dokumentasi saya juga, mengingat saya ini chef gadungan yang tiap kali masak hampir selalu pake ilmu perasaan. Hahaha.. semua dikira2 semau saya! But I'm happy cause it always comes out yummy! Si Parjo saksinya!

Oke, kali ini saya berbagi resep idola saya. Spaghetti!! Selain gampang, cepet prosesnya dan sehat! Mungkin saya sudah pernah bilang, Si Parjo ini kurang suka daging2an dan lebih suka sayuran. Kayak kambing! Hush!! So, saya seringnya masak apapun ya selalu sayur. Hehehe.. Dan kali ini adalah Veggie Spaghetti. Gampang kok!


(porsi 2-3 orang)
Bahan I:
100 gram spaghetti
1 liter air
2 sdm minyak sayur
garam secukupnya

Bahan II:
1 buah paprika merah (potong dadu)
1 buah wortel (potong dadu)
1 buah zuchinni (potong dadu)
1 buah jagung (serut/pipil)
1 buah tomat segar (potong dadu)
2 siung bawang putih
1 buah bawang bombay ukuran sedang
3 sdm saus tomat
50 ml susu segar
1/2 sdt basil
1/2 sdt oregano
2 sdm keju parmesan
garam secukupnya
merica secukupnya
minyak untuk menumis

Cara membuat:
1. Didihkan air dan rebus pasta, tapi jangan sampai ter-gelatinisasi sempurna (yang anak foodtech pasti tau istilah ini. Hehehe... Itu maksudnya, ojok sampe mblothong! Hahaha... Taburi garam. Tiriskan dan tuang minyak sayur lalu aduk sebentar. Minyak sayur fungsinya supaya tidak lengket2.
2. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum. Masukan semua sayuran (paprika, wortel, zuchinni dan jagung). Aduk sebentar sampai sayuran agak layu. Setelah itu berturut2, tambahkan saus tomat, garam, merica, basil dan oregano. Aduk rata, masukkan potongan tomat segar. Kemudian tambahkan susu dan keju parmesan.Terakhir masukkan pasta spaghetti yang sudah ditiriskan tadi.
3. Siap disajikan.

Catatan kecil:
Sayuran boleh dipilih sesuai selera, boleh juga loh pakai bayam! Saya pernah coba dan hasilnya maknyus! Kalau susah dapet zuchinni, boleh di-skip dan diganti dengan yang lain. Nah, pengalaman waktu di kampung halaman, oregano dan basil jarang banget dipake masak. Masakan Indonesia jarang pake kedua barang tersebut. Nah, saya ada tips nih, beli aja saus bolognese yang botolan, jadi ga perlu pake lagi basil dan oregano. Kalau pake saus botol ini, boleh 4-5 sdm ditambahkan.

Happy trying!

"Phillipine? No! Spain? No! Mexico? No! But INDONESIA"

Pagi2 sepulang dari hutan, bukan berburu ye, tapi lari pagi di hutan deket rumah nih, saya dapet telp dari Si Ratu (mamahnya Si Parjo), cuma singkat aja, ngingetin kalo hari ini ada janji ke dokter gigi. Dan dibilang akan dijemput jam 10.35. Huahahaha... Mukeee gileee! Nanggung amat pake ada "5"-nya segala. Ya iyalah! Jerman getooo.. Itungannya menit mennnn.. Germans are very punctual!! Saya banget tuh! Saya bukan orang Jerman, tapi dari dulu emang benci banget ama budaya nelat orang2 di negeri dongeng.

Well, back to topic! Jadi ceritanya, hari ini saya ke dokter, dijemput si ibu mertua naik delman istimewa ku duduk dimuka, PAS jam 10.35. Gak kurang, gak lebih! Dokternya ga jauh, 10 menit lah dari rumah naik mobil (cieeeeee mobillll, orang biasa naik angkot juga...belagu!). Ini kali kedua, saya nge-date ama si dokter ini. Nyantai, dokternya udah tuwir, jadi ga bisa digebet dah. Singkat cerita, gigi saya yang sudah sehat dan putih bersih ini diperiksa. Eh, jiambulll, ternyata ada satu lubang kecil di gigi geraham belakang. Seumur2 baru kali ini gigi saya lubang. Akhirnya, dilakukanlah proses penembelan. Setelah 15 menit. Selesai!.

Sebelum keluar ruang periksa, kami basa basi. Modal bahasa jerman lumayan yang cenderung pas2an, saya ajak ngobrol deh tuh dokter. Kebawa nih kebiasaan di Indo, Basa Basi. Sampai akhirnya si dokter nanya, "Woher kommen Sie?" yang artinya "Kowe iki asli ndi to nduk??". Belum sempet saya njawab, di dokter udah nyela aja, "Mexico?". Mukeee gileee! Hahahaha... Asli pingin ngakak. Baru kali ini deh, dikira orang Meksiko. Tapi honestly, dalam hati saya Ge-er Ge-er gimanaaaaa gituuu.. Secara yang terbayang wajahnya Thalia si Maria Mercedes  itu. Gilak!!! Cakep plus bahenolll kan! Wah, kuterima dengan segenap kerendahan hati and I took it as a big big compliment!

Nah, tadi saya bilang, "baru kali ini dikira orang Meksiko", lah memang sebelumnya dikira orang mana? Orang utan? Itu mah ledekan temen2 badung saya dulu. Hahaha... Sebelumnya saya pernah dikira orang Filipina. Waktu itu yang bilang oma2 di gereja. Well, kalau Filipin, oke lah, secara masih serumpun melayu juga. Tapi ada yang ajaib lagi nih. Awal pertama saya boyongan pindah ke flat Si Parjo setelah beberapa minggu nunut di rumah (mantan) camer, biasa, seperti adat orang timur lah, saya kulo nuwun ke tetangga. Mau yang kebetulan lewat atau lagi di beranda rumah. Saya selalu sempetin say "hi".

Nah, pertamaaaa kali banget, ada cowok nih, tingginya sedengan lah, kulit coklat, rambut hitam, body Joe Taslim. Satu kata, sekseh! Hahahaha.. Dugaan saya dia orang Spanyol. Ternyata bener! Pas aya lagi markir-in si Karina, mendekatlah dia. Langsung dengan bahasa entahlah, dia nyerocos panjang lebar. Setelah merenung beberapa detik, itu BUKAN bahasa jerman. Meskipun saya masih o'on dan ga ngerti kalo orang Jerman ngomong, apalagi kalo cepet ngomongnya. Tapi, saya 100% yakin itu bukan bahasa Jerman apalagi Enggres!!. Lah terus?? Well, akhirnya diberi juga saya kesempatan buat ngomong. Fiuh! "Entschuldigung, ich habe nicht verstanden.. Sie sprechen zu schnell..." kata saya. Eng ing eng, akhirnya dia ngerti deh. Dan ujung2nya, "Are you Spanish?" Woootttt??!??! Uhuuuyyyyy, gila lu ndroooo... Hwasekkk... Dikira orang spanyol mennn... Hahaha... Secara cewek2 spanyol kan sebangsa latin2 amerikun getooo.. Kulit keemasan, rambut hitam tergerai, gigi putih berbaris, dada 36B, perut rata no lemak. Weeewww... Tapi lagi2, dengan jelas dan sepelan mungkin saya bilang, "Nein. Ich komme aus Indonesien".Dan dalam hati, muke gileee! Masak sih wajah saya tidak mencerminkan ke-Indonesia-an?? Hahahaha... 


Monday, July 29, 2013

Jerman, I'm in love! (part 2)

Nah, seperti janji saya di tulisan sebelumnya yang Jerman, I'm in love! (part 1). Kali ini di tengah turunnya hujan, saya bulatkan tekad untuk melanjutkan buah pikir saya tentang kampung halaman Si Parjo ini. Lanjotttt!!!

4. Budaya berkendara
Baiklah! Untuk orang2 di negara saya mungkin ga seberapa penting ocehan saya yang ini. Terlebih mereka2 yang suka bawel kalo disuruh jalan kaki. Jerman, (lagi2 menurut saya) merupakan negara yang amat sangat menghargai pejalan kaki dan pengendara sepeda pancal (lagi blank bahasa baku untuk pancal nih, google ajah yak!). Selalu ada ruas tersendiri untuk pejalan kaki DAN pengayuh sepeda. Hampir di setiap persimpangan jalan ada traffic light yang bisa dipencet kapan saja bagi pejalan kaki yang mau nyebrang. Dan kalo misalnya ada kasus nih, nenek2 nyebrangnya pelannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn banget, sampe lampunya udah keburu merah lagi. Si pengendara pasti dengan sabar, tanpa ngomel apalagi jancuk2, menunggu sampai si nenek tiba dengan selamat di seberang jalan. Coba nang o Suroboyo, minim di-jancuk-i lah! Hahaha... Dan, satu lagi. Disini, lampu kuning itu bener2 untuk bersiap2 ketika hendak hijau, dan mengurangi kecepatan disaat hendak merah. Bukan justru tancap gas takut "keburu merah". The most O'ON attitude pengendara di negara saya.

5. Country for disable and elder people :)
Hal lain yang menarik bagi saya, tanpa ada maksud apa2, tidak jarang saya melihat orang (baik tua atau muda) yang mungkin kurang beruntung dari kita. Satu contoh, mereka harus berkursi roda. Jerman cukup concerned dengan keberadaan mereka. Semua fasilitas umum dilengkapi dengan segala sesuatu untuk mereka yang memerlukan. Toilet selalu ada 3 ruang, Man, Woman and for Disable-People. Di dalam bus atau subway selalu ada space untuk mereka "memarkir" kursi rodanya. Di setiap stasiun hampir selalu ada lift khusus untuk mereka. Bahkan, pemerintah juga memberikan tempat parkir khusus untuk pengendara mobil yang juga disable. Dengan begitu, mereka tidak kawatir kalau2 mereka harus merepotkan orang lain. Sering loh saya ketemu opa2 atau oma berkursi roda, "jalan-jalan", minum kopi, belanja di pasar, SENDIRI. So sweet kan?

6. Beradat "lebih timur" daripada orang timur
Dari dulu saya bingung, kenapa sih ada frase "orang barat". Hahahaha... Udah lah.. Ga penting juga. Untuk opini saya yang satu ini bisa juga salah. "Beradat timur" disini yang saya maksud adalah budaya kata "tolong/please/bitte", "terima kasih/thank you/danke" dan "maaf/sorry/entschuldigung". Pelan tapi pasti, saya merasa, budaya ketiga kata tersebut hampir sirna ditelan orok bumi, terutama di kalangan muda di negara saya. Mentang2 wes konco plek, kalo minta tolong "eh eh...jupukno rokokku...!". Udah manggilnya "eh" tanpa kata tolong lagi. Apalagi kalo habis gondok2an satu sama lain. Susaaahhhhh banget minta maaf. Dan ini satu lagi, buat Anda2 yang berpendidikan tinggi, yang katanya lagi menuntut ilmu untuk jadi sarjana, have you ever said "thank you" to the angkot driver when you get down? Or do you always say short "hi" to the store keeper in Ind*mart or Alf*mart? Tunduk lesu saya. Bahkan ketika saya ingat2 attitude saya sendiri. Memalukan! Fiuh! Disini, saya selalu memperhatikan, di ruang tunggu dokter, ketika masuk bus/subway, ketika masuk supermarket, bahkan ketika berpas2an dengan orang yang tidak dikenalpun, most of the time, people here will say at least "halo". Ketika berpisah pun demikian, selalu bilang "Schoenen Tag noch!" yang artinya have a nice day! Dan itu S E L A L U!!!!! Pernah sekali waktu, saya naik bus, ketika naik otomatis saya ngobrol dengan si pak sopir karena saya harus bayar tiket. Tapi ketika turun, terbawa kebiasan di negara saya, saya main selonong tanpa ba bi bu.. Alhasil, si pak sopir ngeliatin saya. Saya mikir, apa yang salah? Begitu sadar, saya langsung tepok jidat. Bener2 tertohok. Lupa bilang "Tschüss!". Hal sederhana seperti itu yang hampir menghilang atau memang gak pernah ada di bumi pertiwi? Jadi, buat orang kurang kerjaan yang udah baca artikel saya yang ini, boleh lah mulai besok budayakan (kembali) hal2 kecil itu.

Hmmm....puas deh... Meskipun sebenarnya masih banyak hal positif yang saya sadari setelah berada disini. Bukan karena ini negara maju, bukan! Kalau dilihat dari nomor 1 sampe 6. Itu semua dasarnya adalah attitude. Perilaku yang baik dari seseorang bisa membawa perubahan yang baik pula. Percuma negara kaya kalau ngga ber-attitude. Jadinya ya tetep aja alay.

Ahrensburg, 29 Juli 2013. 23.35 (GMT+1)

Photo Courtesy by Google

Jerman, I'm in love! (part 1)

Judulnya catchy banget yak? Hahaha... Tapi emang saya emang bener2 sedang in love. Negaranya, makanan-nya (meski kadang2 aneh), attitude orang2nya. Semuaaaa. Jadi singkat cerita, begini ceritanya.

Pagi tadi pas beres2 rumah, nemu koran lama, koran jerman sih. Jadi saya kurang paham bener kalo baca. Hahaha... Cuma, sedikit2 ngerti lah poin-nya. Yang jelas headline news-nya kurang lebih kalo pake bahasa ibu pertiwi saya, bunyinya kayak gini: "Jerman, negara paling favorit". Nah, berhubung Si Parjo sedang mengais rejeki untuk mendukung kehidupan kami, jadi saya belum bisa tanya, atas polling apa, siapa responden-nya, dll. Bisa aja itu polling ga subjektif. Hehehe.. Tapi tanpa mengurangi rasa hormat saya ke negara2 lain apalagi negara saya sendiri I N D O N E S I A, yang sedang dalam masa pertumbuhan alias alay abis, saya setuju dengan headline dari koran tersebut.

Nah, bisa dibilang komen2 saya ini nanti bersifat subjektif. Ya iyalah, sok2 banget. Kayak udah pernah keliling dunia ajah. Hahaha... Baru juga seumur jagung merantau di negera orang udah bisa bilang ini itu. Tapiiiiii, seperti yang saya selalu bilang, ini blog saya, curahan hati terdalam saya. Suka suka saya duonk!! Hahaha... Mau saya bilang Mesir favorit kek, Ghana favorit kek, suka suka saya! *whistling*
Banyak hal yang bikin saya kerasan tinggal disini, selain ga perlu LDR lagi dengan Si Parjo, mertua yang super gaul dan terbuka dengan kehadiran menantu yang super pencilakan ini, negara yang bersih teratur dan...ini nih...harap digarisbawahi, orang-orangnya yang lebih "beradat timur" dibandingkan orang timur sendiri.

Membahas tentang negaranya. It makes me to be more in love with Germany. My second homeland.

1. Bersih
Semua orang pasti sudah pada tau, gimana peduli dan sangat disiplinnya bangsa di negara2 maju dalam menjaga kebersihan. Termasuk Jerman. Kamu pasti sudah dianggap edan kalo seenaknya buka kaca mobil terus buang tissue lewat jendela. Kalo Parjo lihat, pasti gini nih komennya: "Is he stupid or what...???!!??". Bahkan untuk secarik kertas kecil, orang lebih memilih untuk nyimpen di kantongnya sampe nemu tempat sampah terdekat. Sangat mudah mendapati tempat sampah.

2. Peduli Sehat
Sebelum saya menginjakkan kaki di tanah air Si Parjo ini, saya pergi ke dokter HANYA ketika saya sakit. Orang pasti mikir. Ya iyalah. Buang2 duit aja lo ke dokter pas sehat walafiat. Well, saya belum ada setengah tahun disini, tapi saya sudah nge-date dengan dokter mata, dokter kulit, dokter gigi, dokter umum dan karena saya perempuan (bukan perempuan jadi2an) jadi saya juga ngedate ama dokter ahli kandungan. Soon, ke dokter penyakit dalam dan THT. Apa karena saya merasa tidak baik2, bukan! Cuma sebatas kontrol. Cek en ricek apakah semua baik2 saja. Tapi karena saya punya kartu ajaib yang tinggal saya tunjukin pas kontrol dan ga perlu bawa uang cash. Kalaupun mesti bayar, ga perlu repot2 atau kawatir uangnya kurang, soalnya kita bisa transfer ke rekening rumah sakit atau si dokter. Yup! Mereka tinggal kirim invoice kerumah, kita transfer, DONE! Tapi beberapa kali saya ke dokter, saya tidak perlu bayar apa2. Kecuali ada resep yang harus ditebus. Itu baruuuuu! Bayar! Boleh ga bayar, asal mau masuk bui. Disini saya melihat tingkat kepedulian yang tinggi atas kesehatan. Warga sini tidak ragu gajinya dipotong sekian persen untuk kebutuhan asuransi kesehatan. Seneng yah yang kerja di asuransi disini, ga perlu sibuk "prospek" cari nasabah. Toh itu untuk kebaikan kita juga. Mudah2an rakyat di negeri dongeng segera pula disadarkan pentingnya asuransi kesehatan. Dan pihak asuransi juga, ga usah lah terlalu ribet kalau mau cairin polis. Kalo deadline bayar aja dikejar2, tapi ntar kalo pingin complain polis ada aja alaesannya (pengalaman pribadi). Semua itu emang balik ke attitude. Harus sama2 jujur.

3. Pajak
Hampir semua orang taat bayar pajak. Hampir 40% pendapatan orang bekerja masuk ke negara untuk pajak! Cetar banget kan? Hahaha... saya inget dulu semasa masih bekerja mengabdi pada nusa dan bangsa, disuruh bayar pajak 5% aja semua udah pada komplain. Hahaha.. Kalo menurut saya, ga masalah lah 40% toh seimbang dengan semua pelayanan publik-nya. Transportasi lancar dan aman, jalan raya ga bolong2, fasilitas umum rapi dan bersih. Coba, di negara saya semua jujur bayar pajak dan petugas pajaknya juga jujur, pasti bisa lah Indonesia jadi negara beneran bukan negeri dongeng. Tapi, kapannnnnn??? Hahaha...

4. bersambung....

Wednesday, July 17, 2013

My face is on vemale.com!!!

Ahrensburg, 17 Juli 2013

Pagi ini, seperti biasa, sebelum memulai aktivitas sehari-hari, diawali menyiapkan bekal makan siang si Parjo. Ga ribet sih, cuma 2 pisang, 2 apel, 1 cup besar yogurt, sepotong jahe segar, permen jahe, plus burger sayur. Tiap hari cuman itu. Hehehe.. He's the simpliest man I've ever met. Setelah itu, berhubung saya ini gila sos-med, jadi pasti nyempetin buka semua akun sosmed saya. Hahaha... Tapi hari ini ada yang spesial, pas saya buka Facebook, ada beberapa notifications. Ada satu yang menarik. Seorang sahabat baik saya mem"posting" sebuah link di wall saya. Sebuah artikel dari sebuah website yang temanya semua tentang wanita, kesehatan, cinta, dll. Dia editor disana, cukup senior sih menurut saya. Nah! Ternyata, ada foto saya disana!! Huahaha... Untuk ukuran orang super narsis kayak saya, pastinya seneng bukan kepalang. Setelah beberapa detik membaca, dia (si sahabat saya ini) menulis tentang bagaimana beberapa postingan saya telah menginspirasi dia. Ge-er bukan kepalang saya. Hahaha... Oleh karena itu, saya juga ingin mengabadikan artikel itu di blog pribadi saya ini. I feel so honored!!! Dan istimewanya lagi, dia memposting tepat sehari setelah ulang-bulan hari bahagia saya dengan si Parjo. Thanks to Agatha Yunita! Kurang lebih begini dia menulis:

Original Source: Hal Sederhana Yang Disebut Cinta by Agatha Yunita (vemale.com)

HAL SEDERHANA YANG DISEBUT CINTA
Vemale.com - Oleh: Agatha Yunita
Dulu, rasanya yang terbayang adalah yang muluk-muluk saat mendengarkan kata 'cinta'. Mungkin terpengaruh dari tontonan televisi, di mana disebut cinta kalau sudah melewati tidak diijinkan orang tua terlebih dahulu, kemudian tiba-tiba menemukan jalan yang bisa mempersatukan keduanya. Disebut cinta juga, kalau mendadak bertemu di stasiun kereta, kemudian jatuh cinta. Atau, disebut cinta kalau tadinya benci setengah mati, kemudian diam-diam suka.
Ternyata, bukan itu yang namanya cinta!
Kalau selama ini bayangan orang melambung yang megah-megah soal cinta, pantas saja akhirnya jarang di antara mereka yang bisa bertahan bahagia. Kebanyakan malah jatuh terpuruk, dan menemukan hati yang terluka. Singkat kata, mengaku TIDAK BAHAGIA. TIDAK DICINTAI.
Terlalu berharap. Mungkin itulah yang sebenarnya terjadi pada orang yang jatuh cinta. Semua bayangan yang ada di benak itu membuat buta, sampai-sampai cinta yang sebenarnya tak pernah disadari.
Dan kalau mata saya terbuka melalui sebuah postingan teman, saya juga ingin semua mata terbuka akan apa itu cinta sebenarnya.
Membuka sebuah akun Facebook milik teman, nyaris setiap hari postingannya diisi dengan hal-hal yang sederhana. Hal-hal kesehariannya, entah membuat kue, entah pergi ke pasar, yang jelas hampir semua wanita melakukan hal yang sama.
Lantas apa yang istimewa dari postingannya?
Beberapa postingan tersebut menceritakan bagaimana suami dan ibu mertuanya meninggalkan beberapa catatan kecil atau hadiah-hadiah kecil untuknya, tidak mahal. Mungkin hanya berbekal tepung terigu dan sedikit adonan cokelat saja sudah jadi hadiah buatnya. Terkadang juga disertai dengan bunga dan setoples atau sepiring kue. Sederhana kan? Rasanya seperti hal yang biasa.
Courtesy Petronela Schindowski Courtesy Petronela S.

Iya, awalnya saya juga berpikir demikian. Sampai pada akhirnya saya berpikir, kenapa itu jarang ditemui di negri sendiri yang katanya memegang erat adat ketimuran dan tahu tata krama ini? Kenapa hal sekecil itu justru gengsi dilakukan? Gengsi menunjukkan kasih sayang, gengsi menunjukkan cinta.
Ah, coba saja amati bagaimana saat anak mantu dan mertua bertemu, di depan semua orang bisa saja bersikap baik-baik. Namun, kalau sudah saling memunggungi, yang ada adalah bahan gosip, saling menjelekkan satu sama lain. Akui saja bahwa itu masih terjadi di sekitar kita. "Menantuku itu pemalas, kerjanya hanya main BB saja..." kemudian suatu kali disambung oleh si menantu, "Mertuaku itu bawel, kerjaannya ngurusin rumah tangga orang saja..."
Di sana, di keluarga 'baru' sahabat saya. Perlakuan mertua sangat hangat pada menantu, diam-diam memberikan kejutan setangkai bunga, diam-diam sudah membuatkan sepiring kue. Demikian juga perlakuan suami pada istri dan sebaliknya, sederhana namun tetap manis. Harganya mungkin tidak bisa disetarakan dengan harga mobil mewah atau rumah. Tetapi, perlakuan setiap hari yang seperti itu membuat rumah tangga jadi adem ayem. Membuat diri sendiri merasa dicintai. Membuat kebahagiaan itu rasanya mutlak, dan ya inilah yang disebut dengan bahagia. Yang mirisnya, jarang ditemui di tanah air.
Dan kalau lewat hal-hal kecil yang bisa membuat orang merasa dicinta itu orang bisa bahagia, kenapa sih kita tidak mulai melakukannya? Kenapa kita harus berpikir bisa membelikan suatu barang mewah baru membuat orang bahagia?
Buang semua khayalan muluk-muluk yang justru membuat mata buta akan cinta. Cinta itu dimulai dari hal-hal sederhana yang dilakukan setiap harinya. Cinta itu dimulai dari hal-hal remeh yang mungkin gengsi untuk dilakukan. Cinta itu dimulai dari ucapan terima kasih atau maaf. Cinta itu dimulai dari senyuman pagi atau pelukan pada yang terkasih. Cinta itu mudah sekali didapatkan dari hal-hal kecil, dan murah sekali mendapatkan kebahagiaan yang diinginkan. Syaratnya satu, jangan pejamkan mata lagi dan lakukan setiap hal kecil dengan cinta.
Iya, tepat seperti kata Mother Teresa, dan mungkin itulah yang tepat menerjemahkan kalimat"We cannot do great things, but we can do small things with great love."~ Mother Teresa (vem/bee)

Wednesday, May 22, 2013

"Vegetarische Baked Fusili ala Petronela"

Wah jiwa ke-perempuan-an saya lagi membara nih. Tiba2 aja pingin bikin sesuatu yang agak luar binasa. Hahaha.. Kalo biasanya bikin lodeh kacang sama tempe mendol, sekarang boleh lah sekali2 bikin makanan ala Brad Pitt and Angelina Jolie alias kebarat2an gitu lah. Sebenernya saya sendiri juga ngga tau ini namanya apa. Karena emang berawal dari coba-coba, memanfaatkan apa yang ada dirumah dan di kulkas, jadinya saya bilang ini menu ala SAYA. Hehehe... Ini semua bahannya sayuran, tidak pake ayam ato daging lainnya. Nah karena full sayur dan ada fusilinya, terciptalah "Vegetarische Baked Fusili ala Petronela". Nah, lagi2 nih, kalo yang ngga ngerti fusili itu apa, sok atuh, tanya Oom Google. Hehehe..

Bahan:
100 gram fusili (rebus dan tiriskan)
2 buah wortel (potong kotak)
1 buah paprika merah (potong kotak)
1 buah zuchini hijau (potong kotak)
100 gram kacang polong
100 gram jagung pipil
100 gram champignon
100 gram brokoli (rebus)
1 buah tomat
1 buah bawang bombay (potong kotak)

4 siung bawang putih (haluskan)
2 sdm pasta tomat
100 gram saus bolognese
2 butir telur
250 ml susu
garam
merica
oregano
basil kering
mozarella
mozarella parut
keju parmesan

Cara membuat:
1. Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum. Masukkan wortel, paprika dan champignon. Aduk.
2. Tambahkan pasta tomat, saus bolognese, garam, merica, oregano, basil, plus susu supaya agak creamy. :)
Kemudian masukkan kacang polong, jagung dan brokoli. Aduk hingga rata.
3. Atur fusili pada pinggan tahan panas, kemudian sayuran di atasnya. Tambahkan mozarella, atur dan ratakan. Beri potongan tomat dan brokoli untuk hiasan.
4. Kocok telur, tambahkan susu, merica, oregano, basil dan keju parmesan. Tuang ke adonan pada pinggan.
5. Taburkan mozarella parut.
6. Panggang pada suhu 250 derajat kurang lebih 15-20 menit. Atau sampe berwarna keemasan. Hehehe.. Maklum, chef gadungan jadi pake ilmu kira2. Hahaha..
7. Siap disajikan

Resep ini untuk 4-5 orang. Nah, untuk yang susah cari oregano atau basil kering, biasanya kalau beli saus bolognese botol sudah sekalian ada di dalamnya. Kalo dirasa keju mozarella mahal atau susah juga nyarinya. boleh diganti aja ama keju cheddar biasa. Tinggal di parut halus dan kocok sama telur (seperti nomer 4). Untuk fusili, bisa diganti pake macaroni atau bahkan lembaran lasagna. Hehehe... Selamat mencoba!

Wednesday, May 8, 2013

"I'm Petronela, not Cinderella"



Today I’m sitting here, the most favorite place in the house. In room, on the desk with the forest view. Every evening I always spend at least 10 minutes just to stand and to enjoy the silence. Sometimes, the singing birds join me, as if they know that the melody that would trigger my smile.  How lucky I am... As lucky as today for I will tell some shit to the birds about somebody whom I never knew that he would be so important for me.

I have known this guy only less than 1000 days. I even couldn’t remember how we have become so close. How we met, was also funny. The first day we talked (6 hours and 17 minutes –my Skype Call History can prove that-), we both agreed that we felt like we have already known each other for years. I couldn’t agree more about that. And I was hypnotized by him. I skipped to sleep that day, but guess what? I never felt that fresh in the next morning. We started our friendship with stupid silly agreement, he is the boss and I’m the maid. Dont blame him, it’s me who chose to be the maid. 

Days by days, we write, we talk, we share and we laugh more and more and more. He is funny, silly, stupid sometimes, cocky and honest. I and almost all my friends who know him will agree to say that he is not ugly, well okey, he is good looking. In my eyes, he is flawless. But I’m always too proud and cocky to admit that. That day, I talked to myself: “He’s too good to be true, Petsy. Stop dreaming and go to work!”.  Somehow, after I have known him, my days are always great. I did my duties at work passionately, I did sports spiritfully. He has brought good impact in my life. I whispered to myself “I want to be his real maid!”. Hahaha... 

One day, I told about him to somebody. About how nice he is as a young man. But he said “Wake up! You are Petronela, not Cinderella!”. That hit me up. Shit! That’s true!!

You all guys also think that’s true? Yes. That’s true. I’m just Petronela, I’m not Cinderella. Cause I have my own story. The story which I think even better than Cinderella story. Because it’s real and I’m the star. I never dare to dream to have such a prince charming with his white horse. I’m just an ordinary girl. I never consider myself pretty or sweet or cute. My outer look is just normal, average..well maybe under average. But I’m always proud for who I am. I’m fun, active, smart, fit, crazy, love to smile. And... That’s all what I knew untill the day I met my Boss. He is the second person who said that I have beautiful eyes. The first was my grandma. He said that I have the sweetest smile. He said I have beautiful full lips. He said I have cute small fingers. He passionately helped me to discover my beauty which I even never realised. He makes me feel beautiful. The best boss whom I have ever had. 

Now we have been together for more and more days. I’m happy for our togetherness. No. I’m more than just happy. Everybody who is close to him will realize how special he is. How lucky they will feel because they know him and have him as their friend. I’m sure everybody agrees when I say that he can be best friend...and best boyfriend. Eventhough he sucks sometimes. His parents, his sister, his friends, his ex girlfriends or anybody are lucky to ever have him. But, with my most sincere heart, I must say, now I’m the luckiest person who can be with him at the moment. Everybody can guarantee, even God, that I would never get a better man, than him. His caring, his patience, his support, his love for me are really un-measure-able. 

He respects me as a woman, he loves me as a girlfriend, he takes care of me as a diamond, he treats me as a princess, he mocks me as a best friend. He makes me feel beautiful. He adores my smile. He tolerates my flaws. He never gets angry when I do mistakes, he hugs me tight indeed, and always says “Everything is okey, cutie”.  He never feels bored yet of my old stupid jokes. He likes all the food I cook and always says “Lecker”. He knows what I like and he respects what I dont like. He never misses to say “I love you” every morning and asks me not to forget that. He cares about how I feel. He asks everyday how I feel. He always assures that I feel fine. He loves me. He needs me. He wants me. And SO DO I. He is my everything.

Once he said, "You have the honest boyfriend." And I have no doubt about that. 

Thank you so much my baby! For giving me a space in your heart to stay. I know I’m not perfect but trust me, I always try to be the best as I can. Thank you for the king and queen for letting me be the princess and together with their son, the prince. I’m happy to be a part of Schindowski’s. That’s the biggest honor! And now.. Let’s write the chapters of our stories.

I'm proud to be yours, Timo! And I'll always be!



Wednesday, April 3, 2013

Finally: APPROVED!

18.03.2013
Villa Gunung Buring 08.34

Tumben2an pagi2 gini HP saya yg buatan China itu bunyi, iyah hape yg biasa jd sasaran ledekan. Haha.. Karena masih baru melek, ga diliat aja sapa yg telp langsung main 'halo'. Soalnya saya sering dapet telp aneh, jadi biasa tinggal misuh2 ajah deh kalo emang si aneh itu telp.

5 detik pertama ga ada suara apa2 di seberang sana. Udah siap2 "jan..." aja nih mulut, untungnya ada suara lembut tapi tegas di ujung sana. Kayaknya kenal nih suara, tapi dimana yah? Sutralah, ntar juga tau. "Selamat pagi, ini dengan Ibu Marintul Citronella?". "Iya betul, saya sendiri." "Ini dari kedutaan Jerman, visanya sudah selesai dan bisa diambil besok."

Saya langsung melek semelek meleknya. Dibilang girang banget juga enggak, tapi dibilang gak kaget atau surprise juga enggak. Seneng dan girang yang masih dalam tahap normal lah, mengingat predikat saya sebagai "miss sometimes lebay". Habis tutup telp, saya terpaku sejenak. Hahahaha.. kayak sinetron Tersanjung yak...(ketahuan deh umurnya..hahaha). Saya menarik napas panjang. Dan bergumam dalam hati, "Finally....". Setelah hari-hari panjang itu. Setelah proses-proses itu. Setelah konflik-konflik kecil itu. Setelah keapesan keapesan itu. Setelah ribuan rupiah itu. Setelah semua ketidakpastian itu. It's not "finally". It's the real start of the journey. Buah manis dari penantian dan kesabaran dan....perhaps..kesetiaan. Hehehe..

Dan..satu hal yang lucu, bukan Parjo ato pak Meyer ato bu Meyer yang pertama kukabari perihal ini. Tapi ketiga sahabat dekat saya, temen-temen saya yang tahu setiap detail proses yang saya lewati. Monika, Mia dan Nana. Saya juga ga tau gimana perasaan mereka waktu saya BBM tentang berita ini. Pastinya mereka ikut senang. Seperti biasa lah yaaa ibu-ibu arisan, langsung berbuntut obrolan panjang di BBM. Hahahaha...

Hari itu juga, saya pesen tiket pesawat untuk keesokan harinya menuju Jakarta, kota penuh kepalsuan, untuk menjemput si yang ditunggu2, VISA. Saya si gadis ndeso, siap menaklukan kembali kekejaman ibukota. Hahaha... dan hari itu juga saya tahu, saya akan langsung terbang menuju hatimu..eh..maksud saya menuju negara dimana pangeran saya menunggu. Eaaaa... Krikk krikk krikk...
Tak salah lagi, hari Senin saya ditelp kedutaan, hari Selasa saya ke Jakarta, hari Rabu menjemput visa, dan....Kamis malam saya terbang ke Jerman. Such a short time.

Bannnnyyyakkkk banget yang bilang kok mendadak...kok ga pamit...kok ga bilang2...kok begini..kok begitu... fuck off! I don't care. Emang saya harus tiap saat bikin pengumuman apa? Saya tau saya famous, tapi please deh... Masak saya mudik harus kabar2, saya kesini kesitu harus kabar2, saya resign harus kabar2...yaelahhh.... Please dehhhh... Saya gak peduli orang mau ngomong apa. Yang terpenting orang-orang terdekat saya tau apa yang saya lakukan. Orangtua, brother sister, pacar, sahabat2 saya. That's it. Saya ga ada kewajiban untuk laporan tentang my future plan ke orang-orang yang mau tau aja urusan orang lain. hahaha... sadis banget gue hari ini! Bodo!! Yang merasa kesindir, ke laut aje... Ga jaman sekarang orang ga tersinggungan.

Well, yes..itu tadi uneg2 saya. Hahaha.. yang paragraf terakhir doank sih. Tapi buat semua yang udah bantuin. Oh my Godness!! Saya bener2 ga bisa bales apa2. Untuk Anda semua yang saya sebut di link ini
my dearest ones I really wish that God will always bless every second of your life!

Welcome to Germany, pretty me!

Wednesday, February 27, 2013

Pingin langsing? *click here*

Widih, mentang-mentang judulnya begono langsung nih cewek-cewek pada mampir. Hahaha.. Uhuy.. Nah, saya juga heran, ngapain ya saya kok kepikiran untuk nulis "masalah" ini. Seperti wanita pada umumnya, saya yang body-nya udah aduhai ini, juga pernah ngalamin over-weight beberapa tahun lalu. Lah, terus kenapa baru nulis sekarang? Hahaha.. Suka suka saya donk. Blog saya kok. Hehehe...

Hari ini saya terinspirasi oleh pengalaman saya sendiri beberapa tahun lalu, yang tampaknya saya akan terulang untuk kedua kalinya. Oh noooooo!!! Sungguh OH NOOO!. Saya gak mau balik ke ukuran XXL lagi meennn.. Buat yang punya ukuran XXL jangan tersinggung lah ya... Apalah arti sebuah ukuran. Eitss, tunggu dulu, berarti loh ternyata ukuran itu. Hehe.. Buat yang yang berada di zona "above L", saya percaya harus baca blog saya ini deh (promosi!). Nah, untuk itu wajib deh menjaga kesegaran, kesehatan dan ukuran tubuh. Disini saya cuma berbagi pengalaman aja. Beberapa tahun lalu, saya sempet jadi anggota zona "above L". Bahkan seperti yang saya tulis di atas, XXL. Masak sih? Iyah! Tanya temen2 kuliah saya. Lebay ah ampe XXL segala. Lek ora percoyo yowes... Urusanmu! Hahahaha...

Nah, terus apa yang saya lakukan sampai akhirnya saya bisa menyusut? Berbekal ilmu pengetahuan yang saya peroleh semasa di bangku kuliah dan teori ala saya sendiri, saya berhasil menggembosi badan saya, sampai akhirnya bisa jadi sebelas dua belas sama body-nya Alicia Keys lah. Mau coba? Percoyo aku! Cobaen!

1. Tentang Makan
Buang jauh-jauh kebodohan "nggak makan malem lah", "makan sehari sekali lah", "jangan makan nasi lah". Geblek! Mau langsing kok menyiksa diri. Sorry aje yeee.. Faktanya, saya tetep makan normal 3 kali sehari. tetep makan nasi. Malah bonus snack pagi dan sore. Hanya, kurangilah porsinya sedikit demi sedikit. Apalagi buat yang nggragas2, ya kayak saya ini. Jangan langsung njeglek porsi makannya. Yang ada malah sakit, karena lambung yang terbiasa kerja keras dan memproduksi asam untuk me-metabolisme makanan dalam jumlah banyak. Jadi, kurangi porsinya sedikit2. Selanjutnya, kata dosen2 saya nih, junk food itu tidak baik untuk tubuh dan jika dikonsumsi berlebih dan terus menerus akan berbahaya untuk tubuh. Nah, kalo sekali-sekali gpp donk. Tetap manjakan perut kamu dengan makanan2 enak. Eits! 2 Minggu sekali ajah! Ojo kakean! Kecuali ditraktir! Hahaha.. Dulu saya, me'libur'kan diet saya di setiap hari Sabtu. Jadi Sabtu: boleh makan apa aja! Tapi apa terus saya nggragas kalo Sabtu? Enggak. Karena dari Senin-Jumat saya terbiasa makan seperti layaknya wanita beradab, jadi rupanya sistem metabolisme saya beradaptasi untuk itu. Contohnya: biasa makan pizza 4 slice, jadi cuma tahan maksimal 2 slice. :) Jadi, intinya adalah habit atau kebiasaan. Biasakan perut dan mulut kita makan makanan sehat dan berimbang. Berimbang! Ya! Satu lagi, makanan kita harus tetap seimbang. Tubuh kita tetep perlu nutrisi lengkap. Boleh mengurang nasi, asal disubstitusi dengan sumber karbohidrat lainnya. Perbanyak makanan mengandung serat, vitamin mineral dan protein. Sayuran warna-warni paling bagus deh. Bayam, wortel, kangkung. Menu favorit saya dulu, sop bayam. Sluurrrpppp... Udah enak, kaya serat. Bisa jadi kayak Popeye. Hehehe... Ohya, Saya tadi bilang seimbang kan? Nah, imbangi juga dengan makan cilok dengan saus Rodhamin B-nya itu. Hahahaha... Ato mungkin batagor yang lengkap dengan saus aflatoksin-nya. Hahaha... Sekali-sekali meeennn... Hahaha..

2. Beli timbangan.
Yap! It really worked out. Ini yang betul-betul memotivasi saya untuk selalu menjaga bobot saya. Begitu jarum kembali mengarah searah jarum jam. Saya mulai meninggal cilok+saus Rodhamin B dkk. Timbangan bener-bener bisa jadi cambuk kala itu, untuk saya!. Dulu saya sampe dibilang lebay, karena tiap hari pasti timbang. Sebelum makan, setelah makan. Hahaha.. Jangan ditiru yang ini. Beneran lebay soalnya. Jadi, goooo! Tukuo timbangan jek!!

3. Olah raga!
Eeeeeeaaaaaaaa..... ujung-ujungnya olahraga juga. Ya iya lahhh... Ate gendeng a koen? Bahkan orang yang sudah sedot lemak dengan biaya jutaan rupiah pun, kalau mereka ga olahraga. Bullshit!! Diet sehat dan BENAR harus disertai olahraga, maka hasilnya pun baik. Saya dulu mampu menyusutkan kurang lebih 13-15 kg. Tapiiiiiiiii, jangan dikira hanya dalam waktu 3 bulan atau 6 bulan, kayak iklan-iklan pelangsing yang ga jelas plus serem ah menurut saya. Kalo mau instan, mendingan kamu-kamu sakit muntaber ato tipes ato apalah. Hahaha.. Saya mencapai berat ideal saya (menurut hitungan Indeks Massa Tubuh) dalam waktu 2 tahun. Busettt! Lama amat! Ya iya lah, prinsip saya, biar lambat asal selamat. Jadi, bisa dibayangkan, dalam 1 bulan saya hanya menurunkan 1 kg. Astaga! Itu mah berat boker gue. Hahaha... Whatever! Saya percaya, yang instan itu mencurigakan. Saya dulu masih mahasiswa, yang gak punya duit buat jadi member Gym. Jadi saya pilih lari dan jalan kaki untuk olah raga. Dan berhubung saya suka dan bisa renang. Saya renang 2-3 kali seminggu. Dulu saya renang, sekali masuk cuma bayar Rp.5000 doank. Plus bonus dapet panu. Hahahaha.... Saya dulu pingin ikut Aerobik atau Body Language, tapi lagi-lagi, males keluar duit. Pingin keluar keringet aja pake keluar duit. Ogah! Lari aja kan gratis! Plus bisa ngecengin tetangga sebelah kampung yang atlit volley. *winking* Hahaha.. Saya olah raga minimal 1 jam sehari. Dulu malah sempet 1,5-2 jam sehari. Capek? Enggak tuh. Malah berasa seksi dan seger. Kadang jadi gampang ngantuk sih. Normal lah.

Sampai sekarang, berat badan saya masih bisa dibilang normal, hanya melenceng 3 kg dari berat ideal. Itu gara-gara saya sedang berada dalam zona jatuh cinta. Bawaan-nya pingin makan melulu. Hahahaha....*alasan*
Nah, intinya, sayangi tubuh Anda, jangan menyiksa diri saat mau mengurangi berat badan. Dan jangan pernah minta yang instan. Kalau mau instan ke Korea atau Thailand sono, balik pasti udah bohay deh.
Well, lagi-lagi ini cuma pengalaman saya. Boleh percaya boleh tidak. Saya juga ga butuh dipercaya. Hahaha..

Pictures proved it!

*)
nggragas : makan yang terlalu berlebih alias porsi kuli
kakean : kebanyakan alias too much

Saturday, February 23, 2013

1, 2, 3........, 27, 28. Ouch, I'm (turning) 28.

Malang, 23.02.2013
21.23 WIB

1985
Meyer + Clementia = Maria Petronela Stefannie (was born)

1986
Belajar jalan, tumbuh gigi

1987
Sudah bisa panggil Papa, Mama dengan jelas. Belum bisa ngomong "jancuk" donk..

1988
I got a buddy!! My beloved brother was born!

1989
Sudah reseh, ngrengek minta sekolah. Widih, coba udah gede, ujan aja males dateng UTS. Hahaha...

1990
Masuk TK! Disini pertama kali ketemu ama cinta pertama saya. Hihihi..jadi malu.. (ketemu doaaankkk)
Dulu saya langsung masuk TK besar, bukan karena Pak Meyer ga ada duit nih, tapi emang saya katanya jenius. Hahaha...

1991
Masuk SD! Duh! Kok ga sekelas sama si tampan ya. Hahahaha... Thanks to Bu Anna, guru kelas saya! :D

1992
Gak akan pernah lupa tahun istimewa ini. Satu bukti gimana tangan besi Meyer mendidik saya. Sekali waktu, saya pulang sekolah dengan hasil mencongak perkalian matematika, nilainya tragis! Bebek mennn! Hahaha... Iya nilainya "2" (range 1-10). Hahaha.. O'on banget yak! Takut nih ceritanya mau lapor ke Pak Meyer. Just FYI, dulu kalau nilai ulangan saya dibawah 8,5 saya harus tahu diri, pas pulang nyodorin pantat buat di"belai dengan rotan. Iya! Sama Pak Meyer! mau sapa lagi? Balik ke nilai "bebek" hasil mencongak saya. Alhasil, Pak Meyer murka besar!
Dihukum? Jelas!
Di"belai" pake rotan? Jelas!

Plus bonus disuruh menghitung bintang di langit dari jam 6 sore sampe jam 10 malem. Literally! Beneran disuruh itung tuh bintang beserta menyebutkan nama rasi2nya. Ga kaget nilai matematika saya di rapor pasti sembilan. Ada bonus lain nih: disaksikan para tetangga dengan tatapan penuh belas kasihan. Hahaha...
Malu? Iya lah! Gila aja!
Marah? Iya! Waktu itu! Tapi sekarang, malah bersyukur, bukan masalah capek ndangak menatap langit. Tapi, Meyer has created my strong character. And now I'm proud to be me. His little girl yet his strong and tough grown-up girl. I love you, Pa!

1993
Tahun2 pahit dimulai. Kalau sekarang lagi trend cyber-bullying, dari saya umur 8 tahun, saya sudah sering di-bully. Kenapa? Ya iya! Saya kan item, dekil, rambutnya keribo. Dikatain "dakocan", "negro", "paranawe", "ambon" itu udah biasaaaaaa. Belum lagi dibully masalah sepatu saya, tas sekolah saya, buku-buku saya yang ga ngikutin trend lah. Hahaha... Namanya juga anak-anak. Terus aku juga pernah deh sakit hati sama temen sekelas saya, saya difitnah nyolong bolpen temen saya yang lain. Astajim. Lu kire bapak gue ga bisa beliin bolpen begituan ape? Gile lu ndrooo! Hahaha...

1994
Memulai "karir" menyanyi saya dengan bergabung di paduan suara sekolah.

1995
Hihihi... Malu kalo inget tahun ini. Habisnya aku nge-fans berat sama kakak kelas 6. Super pinter! Ganteng pula!

1996
Bibit2 kenakalan dan kembethikan mulai nampak. Pernah di-setrap seharian bediri di luar kelas. Hahaha...

1997
Lulus SD!!! yayyy! Pas 6 tahun! Juara III EBTANAS pula! Tahun spesial buat aku, karena aku juara EBTANAS, Pak Meyer bangga banget. Gimana enggak? Kan orang tua-nya juga dipanggil ke panggung untuk mendampingi anak-nya untuk terima piala. Couldnt be happier than seeing him smile big like that moment!
Bibit "gila seni" mulai muncul. Pas acara perpisahan, aku bikin drama komedi "Inem Pelayan Genit". Aku bikin sendiri ceritanya, aku sutradarai sendiri temen2ku. Dan hasilnya... Banyak orang tua yang gemesss sama Si Inem. Hahaha... Astaga! Najis banget ya saya. Masih SD juga udah bikin drama genit. Hahaha...Dasar bibit!

1998
Horreeee!! aku jadi gadis! mmmm...pasti tau deh maksudnya. Hahaha... Ini juga satu bukti kedekatan-ku dengan Papa. Papa adalah orang pertama yang saya beritahu, ketika saya mendapat mens pertama saya. Hahaha.. Eh, responnya sangat mengejutkan! Saya malah di-marahi. Hahaha... Lha terus aku kudu yokpo? Jenenge wedok kok. Hahaha... "Karir" di dunia musik, saya tekuni di tahun ini. Bersama teman kembar saya Elok dan Esty. Kamu sering nyanyi bareng. Event to event. Orang2 bilang, AB Three-nya Malang. Hahaha..

1999
Benih2 cinta monyet mulai cetar membahana!Sama siapa? Tetep lah! Orang yang sama aku lihat di tahun 1990! Another spesial year of mine. Tepat tahun ini saya mulai dipanggil "Petro" instead of "Stefannie. Sejak saya berusia 6 tahun, semua guru, teman memanggil saya "Stefannie". Ada juga sih yang panggil "Mbok Ni". Emang kayak eMbok-eMbok ya eike? Hahaha... Selain "berganti" nama, saya harus akui, tahun ini adalah tahun transformasi saya. Bukan dari perempuan jadi laki, atau sebaliknya ya... Tapi dari seorang yang pendiam, gampang di-bully, menyerah pada kenyataan menjadi korban rasis, menjadi seseorang yang kalian kenal saat ini. Satu kata: EDAN! Hahaha... Saya lebih suka menyebutnya sebagai Confidence. Saya mulai mencintai diri saya, kulit gelap saya, bibir sensual saya, jerawat2 saya. All about me. Thanks, Lord! :)
Never too late to be thankful.

2000.
Yay! Aku jadi siswa putih-abu2!! *bangga*
Pertama kali ketemu Si Ndut alias Reynetha Rawendra! My years partner in crime! Bahkan kita dikira pasangan lesbi sama temen2. Karena kemana-mana kita selalu berdua! SELALU! Hujan-panas! Bolos juga berdua! Hahaha.. She's more than a sister to me, although our friendship hasn't always been smooth. We fight, we argue, sometimes we don't talk for days or weeks. But at the end, best friend is best friend. She is the greatest.
Karir saya sebagai "anak band" mulus bak paha saya sendiri. Haha... Saya bergabung di beberapa band sekaligus. Bahkan dengan salah satu tersebut, saya mulai manggung di cafe. Cieeeee... Bahkan saking gemilangnya karir saya, saya dan temen kembar saya pernah jadi penyanyi pembuka untuk konsernya Agnes Monica di Malang. :p Banyak yang ga percaya, tapi saya juga ga butuh mereka percaya kok. Hahaha... Bodo amat!

2001
My golden year! Boleh dibilang, masa2 SMA adalah masa emas bagi saya. Di kala cewek2 lain mungkin pada pusing nyari gebetan kakak kelas, mulai pacaran, saya enjoy nge-band plus merintis karir sebagai MC amatiran. Cepek nopek dapet lah buat beli pulsa. Hahaha...

2002
Tahun ini bener2 menunjukkan "kemana" seharusnya arah hidup saya. Saya suka seni, saya suka nyanyi, saya suka ngatur orang, saya suka jadi MC, saya okey jadi stage-manager. Di setiap acara sekolah, saya sempet bikin parodi, saya nyanyi, saya ng-MC, saya bikin seluruh run down acara-nya. I loved to do that. I love that world. Saya mulai merambah dunia luar. Menerima job ng-MC, mulai dibayar dengan nasi kotak sama tas dari salah satu provider telpon selular yang memang menjadi sponsornya, sampai mulai lah bisa beli kaos ber-merk ala surfer2 gitu deh. Jaman SMA booming banget tuh. Berasa bangga aja kalo tas-nya Balibong atau Rape Curl. Hahaha... Sempet kemakan merk juga saya.

2003
Mahasiswa!!!! Food Technology! I hate!!! Hahaha... I wanted to study Psychology! Demi bakti pada orang tua! Nurut lahhhh.... Hahaha... Alhasil, saya masuk dalam anggota terhormat nasakom!!! Hahaha....

2004
Hard year,though! Hampir mampus ketakutan ama GPK di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Niatnya liburan, malah kejar2an sama GPK. Ampun!

2005
I love and hate this year.
Love, karena akhirnya saya punya pacar untuk pertama kalinya. Hehe.. Habisnya Mama kawatir, kalo anak-nya ga payu. Lha korak abesss men!! Hahaha... It was lovely start of the year. However, you had been a part of me.
Hate, I lost 4 of my greatest friends. May your souls guys, rest in peace. :) I miss you...

2006
Kerja di Makobu Radio! Hihihi....Plusss.... Kuliah ini kok ga kelar2 yak! Udah bosan saya! Inget kan saya bilang pernah nasakom. Itu bukan isapan jempol belaka. Hahaha.. Malu ama ayam, saya kejar donk ketertinggalan saya. Alhasil, pernah suatu semester, IPK saya nyaris 4. Hahaha... Bahkan sampe ibu petugas akademik heran bin tersepona dah. Hahaha... Dan... Puji Tuhan... IPK saya ga bikin malu Meyer lah... :p

2007
PKL, KKN dan Skripsi dalam satu tahun. Hahaha... Hebat ya saya. Wkwkwk... bukan hebat! Saking malesnya itu! Dan selesai! Yaaaayyy!!! Alhasil, badan saya yang super sexy ini membengkak bak balon. Hahaha... over 55 kgs lah... Hahaha

2008
Wisuda!!!!!!! Mulai diet sehat dan olah raga! Dapet murid les yang unik2 dan ngangenin. :p
Mulai kerja Romusha di pabrik XXX itu dah pokoknya. Hahahaha...

2009
Putus. (Titik!)

2010
Ambon!!!!!! Hidup baru - pantai - new Petsy - Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon - Kementerian Perindustrian - Asrama PBHK - Amans - Liang - Nasi Kuning - Nyuk nyang - Roti gula - Durian super murah dan enak - Bangkok - Diklat Prajabatan ranking I (hahahaha...penting! harap dicatat) - Maag - Opname.

2011
Bitchy year.
And you have found me and I was fucking happy. Yes. (Full stop)

2012
Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky. Happy. Lucky.
I'm in love! It's like a new world for me. In any sense.
Saya membuat keputusan besar dalam hidup saya. Banyak orang mencibir, menyayangkan. But they dont know exactly what I've been through. So no need to judge me, ok? I am happy with my life. Dont waste your time to bother yourself by pity-ing on me.

2013
I'm turning 28. Sorry, that's all that I could write for this year. The rest, I will give my keyboard to God. I will let Him type it for me. Ah ya, all what I have written above, I also just re-wrote. God is the main writer. I'm just His assistant.  :)



Happy Birthday, Me!
Thanks Lord, for giving me such a wonderful life....!
Thanks Pa, Ma for Oh My God everything....!
Danke, my baby for choosing me...!
Thanks for all my best friends for the long years friendships..!
Thanks a bunch for those who hate me, you have made so popular!
As my boss said, I'm a lady now. :)
*smile*